Banyak Protes, Unair Sarankan Mengeluh ke Pemkot Saja
Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Universitas Airlangga (Unair), Dr Achmad Solihin menyarankan masyarakat yang merasa keberatan dengan kewajiban rapid test sebelum menjalani UTBK agar mengeluh ke Pemerintah Kota Surabaya saja, karena ketentuan ini merupakan kebijakan Pemkot.
Solihin menyampaikan hal ini karena banyaknya orang tua peserta UTBK yang mengeluhkan aturan tersebut. Hal itu ia tegaskan, karena sampai siang ini pihaknya terus mendapat keluhan dari orang tua peserta karena merasa diberatkan dengan persyaratan tersebut, padahal ujian tinggal dua hari lagi.
“Banyak yang menyangka ini diharuskan Unair, tapi kami tegaskan itu aturan Pemerintah Kota Surabaya. Jadi yang ikut ujian semuanya diminta ikut rapid, itu aturan Pemkot,” tegasnya.
Karena itu, ia meminta kepada para orang tua agar tidak mengeluh ke panitia. "Kalau mau ngeluh ke yang mengeluarkan aturan saja, yaitu Pemerintah Kota Surabaya," ungkapnya.
Ia sendiri mengaku terkejut dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya dalam surat bernomor 421.4/5853/436.8.4/2020 yang ditandatangi oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Sebab, dalam aturan tersebut tidak sesuai dengan aturan dari pihak berwenang, yakni Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dalam ketentuan LTMPT, peserta tidak diwajibkan untuk mengikuti rapid atau swab test. Hanya, selama pelaksanaan ujian wajib menerapkan protokol kesehatan, yang itu sudah disiapkan semua secara matang oleh panitia pelaksana Unair.
“Sesuai harapan rektor, kami ingin menunjukkan bahwa kami membantu pemerintah seperti yang ada di mal, kita terapkan protokol new normal ketika ujian. Kita bisa kok menertibkan, artinya protokol kesehatan jauh lebih penting daribpada tes karena waktunya juga mendadak,” ujarnya.
Secara pribadi, ia mengakui kebijakan itu dirasa cukup memberatkan peserta. Karena ketentuan Pemkot baru keluar tiga hari jelang pelaksanaan UTBK pada tanggal 5 Juli mendatang. Belum lagi terkait dengan biaya rapid test yang tidak murah, lebih-lebih jika harus swab test yang lebih mahal.
Pastinya, Unair sendiri telah menyiapkan protokol kesehatan agar pelaksanaan UTBK dapat berjalan aman dan lancar. Rinciannya adalah, peserta wajib melakukan pengecekan suhu tubuh, melakukan cuci tangan sebelum masuk ruangan, menggunakan masker, kemudian menggunakan sarung tangan saat ujian.
Selain itu, panitia juga akan mengatur jarak antrean sebelum memasuki gedung, serta mengatur jarak tempat duduk baik di ruang transit maupun ruang ujian, serta penyemprotan disinfektan di ruang ujian.
Sementara itu, berdasarkan komitmen bersama antara Pemerintah Kota Surabaya dengan panitia pelaksana UTBK, akan membantu pelaksanaan rapid test secara gratis bagi peserta yang memiliki Kartu Indonesia Pintar Kuliha (KIP-K) atau dulu lebih dikenal peserta bidikmisi di 63 puskesmas.
Sedangkan yang tidak memegang kartu tersebut harus melaksanakan rapid test secara mandiri baik di labolatorium atau rumah sakit yang menyediakan ujic cepat maupun swab test.
Advertisement