Banyak Jalan Menuju Surga, Begini Pesan Ulama
Pada ulama Indonesia selalu mengajarkan Islam dengan jalan damai. Apalagi, seperti yang kerap dilakukan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha'), belajar agama itu mestinya membahagiakan.
"Tidak harus menakut-nakuti atau bergaya keras. Rileks dan membahagiakan, karena agama adalah ramah," pesannya.
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
Dikisahkan, pada suatu hari, Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam (Saw) sedang duduk-duduk bersama para sahabat, "Sebentar lagi, akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga".
Tiba-tiba munculah seorang laki-laki Anshar yang janggutnya masih basah oleh air wudhu. Dia mengapit kedua sandalnya dengan tangan kiri.
Esok harinya, Rasulullah Saw mengulang perkataan seperti itu, dan esok harinya lagi juga mengulang seperti itu lagi.
Ketika majlis Rasulullah Saw. selesai, Abdullah bin Amr bin Ash ra. mencoba mengikuti laki-laki tersebut. Kemudian, Abdullah menghampirinya seraya berkata, "Aku sedang bertengkar dengan ayahku, Bolehkah kiranya aku menginap di rumahmu selama tiga hari ?"
"Oh ya, silakan. Aku tidak keberatan kok". Abdullah pun jadi menginap selama tiga hari tiga malam. Selama itu, Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa yang dilakukan oleh orang itu sehingga Rasulullah Saw menyebutnya sebagai penghuni Surga.
Tetapi selama itu pula, Abdullah tidak melihat sesuatu yang istimewa dalam ibadah orang tersebut.
Akhirnya, Abdullah berkata terus terang kepada orang itu, "Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku. Tetapi, aku mendengar Rasulullah Saw. berkata tentang dirimu sampai tiga kali, bahwa kamu adalah termasuk penghuni Surga, dan aku ingin menyaksikan amalmu supaya aku dapat menirunya."
Laki-laki Anshor itu menjawab, "Yang aku amalkan tidak lebih dari apa yang kamu saksikan, hanya saja aku tidak pernah menyimpan niat buruk terhadap kaum muslimin. Aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka."
"Jadi, jalan menuju ke surga itu banyak sekali. Yang penting lakukan ibadah dan perbuatan baik secara ikhlas, istiqamah, selalu berprasangka baik serta jangan menyimpan perasaan iri dan dengki kepada siapa pun," pesan Ustadz Keman Almarif, Jombang.
Selain itu kita tidak boleh menganggap remeh kepada orang lain yang menurut pandangan lahir kita dia itu bodoh dan kurang ibadah atau karena yang lain, karena jangan-jangan dia itu lebih baik dari pada kita di sisi Allah Swt.
Jangan Tinggalkan Salat
Pada zaman sekarang ini banyak orang yang meremehkan salat, demi kepentingan dunia yang fana dan hanya sesaat, tidak sedikit orang yang berani meninggalkan salat bahkan ada yang tidak mengerjakan sholat sama sekali.
Padahal meninggalkan salat merupakan dosa besar, karena kita diwajibkan oleh Allah Swt untuk selalu menegakkan salat wajib 5 waktu dalam sehari semalam.
Bagi orang yang terbiasa meninggalkan salat, anda harus segera bertaubat dan segera menjalankan salat wajib dan salat-salat sunnah. Karena batas pemisah antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat.
Perhatikan penjelasan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pada riwayat berikut ini :
عَنْ أََبِِي جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ. مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
"Sesungguhnya ( batas pemisah ) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat. " (HR. Muslim ).
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertaqwa kepada Allah, selalu menegakkan salat, selalu selamat di dunia selamat di akhirat. Amiin!" pesan Ustadz Keman Almaarif.