Banyak Iklan Rokok, Status Kota Ramah Anak Surabaya Dipertanyakan
Status Kota Surabaya sebagai kota ramah anak dipertanyakan oleh tim Tobaco Control Support Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) Jawa Timur.
Hal itu dikarenakan masih banyaknya iklan rokok yang tidak pada tempatnya. sehingga membuat anak-anak yang melihat sebagai hal wajar layaknya minum air putih.
Mereka mengingatkan, jika lebih dari 50 persen anak-anak itu merokok karena kebiasaan melihat iklan-iklan rokok di sekitarnya.
Salah satu tim dari TCSC-IAKMI, Hario Megatsari mengatakan, faktor lain yang mengakibatkan tingginya angka perokok aktif di Surabaya karena pemasangan reklame rokok tidak sesuai dengan aturan yang ada.
“Setelah kita lakukan riset oleh tim TCSC IAKMI East Java pada akhir tahun 2017 menyatakan bahwa dari 261 jalan di Kota Surabaya terpampang berbagai jenis reklame iklan, 30 persen diantaranya iklan rokok,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, ada sebanyak 122 reklame rokok, terpasang di 87 ruas jalan Kota Surabaya. “Yang paling banyak di Surabaya Timur dan Surabaya Selatan,” tambahnya.
Tak hanya itu, yang paling memprihatinkan menurut Hario adalah soal lokasi pemasangan iklan rokok di Surabaya yang rata-rata berada dalam jarak kurang dari 10 meter dari KTR seperti tempat sekolah, tempat ibadah dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh sebab itu adanya revisi mengenai Perda nomor 5 tahun 2008 mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM) sangat diperlukan.
“Dengan revisi penambahan kawasan tanpa rokok, diharapkan jumlah reklame rokok juga otomatis berkurang,” pungkasnya. (amm/wit)