Bantuan Jagung 1000 Ton dari Pemerintah Berbuntut Konflik
Bantuan 1.000 ton jagung dari Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian untuk peternak ayam petelur termasuk peternak berbuntut konflik antara petani pemasok jagung dan peternak Blitar.
Dari 1.000 ton jagung seharga Rp 4.500 per kilogram itu, peternak ayam petelur Blitar melalui Koperasi PUTERA mendapatkan jatah 350 ton.
Konflik itu bermula dari pemberitaan di sejumlah media online pada Kamis lalu, 30 September 2021 yang kemudian menyebar ke sejumlah platform media sosial itu berisi pernyataan petani pemasok jagung asal Tuban, Warno, yang menyebut peternak ayam petelur Blitar tidak curang dan tidak menyelesaikan pembayaran dengan benar.
Warno adalah salah satu pemasok jagung yang ditunjuk Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tuban untuk mengirimkan jagung sebanyak 300 ton untuk peternak Blitar.
Pada pemberitaan itu, Warno mengatakan telah dicurangi peternak Blitar yang tidak membayar kekurangan sebesar Rp 70 juta dengan dalih jagung yang dikirim tidak memenuhi kriteria tingkat kekeringan.
Ketua Koperasi PUTERA Sukarman mengatakan pihaknya akan melaporkan adanya pemberitaan yang dia sebut sebagai fitnah itu kepada pihak kepolisian.
"Awalnya kami mau membatalkan niat membawa kasus ini ke kepolisian karena ada itikad baik dari Pak Warno meminta maaf dan telah memberikan klarifikasi ke media," ujar Sukarman kepada wartawan, Jumat, 1 Oktober 2021.
Namun, lanjutnya, niat pembatalan itu diurungkan justru setelah Warno datang ke gudang Koperasi PUTERA di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sore hari ini dan memberikan klarifikasi langsung ke sejumlah pengurus Koperasi.
Dalam klarifikasinya, Warno mengaku tidak pernah diwawancarai wartawan perihal tuduhan kecurangan oleh koperasi peternak Blitar.
Kepada wartawan di Kantor Koperasi PUTERA, Warno mengatakan dirinya hanya menyampaikan keluhan kepada dua pegawai Dinas Pertanian Tuban terkait kurang cepatnya pembayaran yang dilakukan Koperasi PUTERA atas jagung yang telah dia kirim.
Warno menegaskan dirinya tidak pernah menyampaikan keluhan itu kepada wartawan manapun.
"Saya mengetahui ada berita dimana saya mengatakan peternak Blitar licik dan lainnya itu justru dari pengurus Koperasi sini," ujar Warno.
Pada kesempatan itu, Warno juga mengatakan bahwa pembayaran yang dilakukan oleh Koperasi PUTERA kepada dirinya saat ini sudah tuntas untuk jagung yang dia kirim sebanyak 293 ton.
"Total jumlahnya sekitar Rp 1,3 milyar. Sudah lunas," kata dia.
Warno mengaku sama sekali tidak tahu bagaimana muncul pemberitaan yang mencatut namanya berisi informasi yang merugikan peternak Blitar namun tidak pernah dia katakan.
Warno yang mengaku sebagai pengepul jagung sekaligus petani itu mengatakan kedatangannya ke Kantor Koperasi PUTERA untuk memberikan klarifikasi serta meminta maaf atas apa yang terjadi.
Peternak akan lapor polisi
Sementara itu, Sukarman mengatakan bahwa setelah mendapatkan penjelasan dari Warno, pihaknya justru melihat Warno tidak perlu meminta maaf karena tidak melakukan kesalahan kepada peternak Blitar dan Koperasi PUTERA.
"Tapi kami justru sekarang akan melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian agar siapa pihak yang sengaja merekayasa pemberitaan dan menyebarluaskannya ke media sosial," ujarnya.
Menurut Sukarman, jika pihak yang melakukannya tidak terungkap dikhawatirkan akan kembali melakukan kampanye negatif terhadap peternak ayam petelur termasuk peternak Blitar.
"Setelah kami melakukan keluhan terkait mahalnya harga jagung, kami memang beberapa kali menghadapi kampanye negatif di media termasuk media sosial," tuturnya.
Sukarman mengaku tidak tahu pihak mana yang berada di balik itu. Terkait bantuan jagung dengan harga di bawah harga pasar yang diberikan Kementan, Sukarman mengatakan semuanya telah didistribusikan ke peternak yaitu sebanyak 350 ton.