Bantuan Desa di Bojonegoro Bermasalah, Jumlahnya Miliaran Rupiah
Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa di Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro diduga bermasalah. Kasus ini kini tengah ditangani Polda Jawa Timur.
Terdapat delapan desa di Kecamatan Padangan memperoleh BKK yang diduga bermasalah. Jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Anggaran tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Bojonegoro tahun anggaran 2021. Permasalahan itu, dikabarkan melibatkan mantan Camat Padangan dan oknum rekanan.
Adanya dugaan permasalahan itu, delapan Kepala Desa di Kecamatan Padangan penerima BKK, telah diperiksa polisi. Pun demikian dengan Camat Padangan yang saat ini dijabat oleh Heru Wicaksi.
Hari ini, Kamis 8 Desember 2022, tim penyidik dari Polda Jatim, turun lapangan melakukan penyitaan berkas berkaitan dengan BKK.
Terdapat delapan desa yang diminta menyerahkan berkas oleh polisi. Antara lain, Desa Cendono, Kuncen, Kebonagung, Kendung, Dengok, Prangi, Purworejo, dan Tebon. Penyerahan berkas itu, dilakukan di Pendopo Kecamatan Padangan.
Pada kesempatan itu, penyidik meminta pihak desa supaya mengikut sertakan bendahara dan sekretaris desa untuk dimintai keterangan.
Mulai dari pagi hingga menjelang malam, sebanyak tiga orang petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas yang rencananya akan digunakan barang bukti.
Pantauan di lokasi, bendahara dan sekretaris desa harus bolak balik untuk melengkapi kekurangan berkas yang dibutuhkan penyidik.
Informasi diperoleh, ada 11 dokumen asli yang diminta pihak kepolisian. Di antaranya, Rencana kerja pemerintah desa, Perdes awal, Perdes Perubahan, Perdes Pertanggungjawaban, Laporan realisasi anggaran, Rencana anggaran biaya, Proposal pencairan tahap satu dan lampirannya, Laporan penggunaan BKK, Kwitansi kepada saudara Bambang, Buku rekening desa, dan Rencana kebutuhan desa yang digunakan pencairan.
Kepala Desa Kuncen, Syaifudin, mengaku sebelumnya telah diperiksa oleh polisi. "Diperiksa di Polres sini," kata dia.
Hari ini, kata dia, ada delapan desa yang datang. "Semula memang dijadwalkan selama dua hari. Hari dan besok, masing-masing empat desa," kata dia.
Dia tidak bercerita banyak, saat dikonfirmasi wartawan terkait persolan BKK di desanya.
Camat Padangan, Heru Wicaksi, menyatakan, bahwa dirinya juga sempat diperiksa oleh polisi. Saat ditanya, terkait poin pemeriksaan yang dilakukan polisi, dia hanya ingat soal pencairan.
"Yang paling saya ingat adalah terkait pencairan. Saya jawab tidak tahu. Itu kan eranya camat yang lama," tandas camat.