Bantuan Dana Apresiasi untuk Seniman Jatim Ditransfer 4 Mei
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, tahun ini tetap akan memberi apresiasi kepada 1.000 seniman, menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Gubernur Jawa Timur hari Jumat kemarin secara simbolis menyerahkannya kepada 30 seniman yang mewakili para seniman itu, di Gedung Grahadi. Karena masih di tengah pandemi, maka dana apresiasi untuk seniman lainnya akan ditransfer ke rekening yang bersangkutan, sedangkan apresiasi berupa sembako akan didistribusikan melalui Disbudpar Kota/Kabupaten.
Sinarto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur menjelaskan, seperti tahun lalu nominal dana untuk apresiasi seniman Rp 500 ribu dipotong pajak, ditambah dengan sembako. "Secara serentak, uang apresiasi itu akan ditransfer tanggal 4 Mei mendatang, langsung ke rekening seniman," katanya.
"Tahun lalu pelaksanaannya sebagian juga ditransfer. Sebelumnya banyak seniman yang belum memiliki rekening, kita bantu membuka rekening. Karena kita berharap tahun ini apresiasi diberikan kepada seniman yang belum pernah mendapatkan, maka konsekwensinya ya kita juga harus bantu mereka lagi untuk membuka rekening," tambahnya.
Menurut Sinarto, bantuan ini bukan tali asih, melainkan apresiasi. Kalau pakai istilah tali asih seperti beberapa tahun lalu maka menurut pihak Inspektorat tidak jelas pertanggungjawaban administrasinya. Karena itu kita pakai istilah apresiasi," kata Sinarto.
Dijelaskan, Disbudpar Jatim memperoleh nama-nama seniman yang akan memperoleh apresiasi itu berdasarkan usulan dari Disbudpar Kota/Kabupaten. Dinas di kota dan kabupaten silakan bekerjasama dengan dewan kesenian setempat untuk mencari nama-nama seniman yang akan mendapatkan dana apresiasi.
Terlepas dari pelaksanaan pemberian apresiasi kepada seniman, menurut Sinarto, ada yang perlu diselesaikan dahulu yaitu yang disebut seniman itu kriteria apa dan bagaimana? Harus jelas dan disepakati dulu kriterianya.
"Itulah yang hingga sekarang terus menjadi pikiran saya, bagaimana kita perlu melakukan identifikasi status seniman. Selalu saja sulit, harus ditandai dengan apa, supaya jelas sasaran setiap agenda untuk profesi itu. Contoh kemarin ada 1000 Paguyuban Seniman Nusantara yang ternyata juga termasuk bakul makanan di setiap pertujukan kesenian. Mereka juga mengatasnamakan seniman. Kalau ada apa-apa yang menyangkut mereka, yang jadi sasaran juga Dinas Budpar," kata Sinarto, Kepala Dinas Kebidayaan dan Pariiwisata Jawa Timur.