Bantu Sistem Keuangan UMKM, Dosen Unair Buat Aplikasi SIAM
Sudah menjadi rahasia umum di Indonesia jika UMKM masih lemah dalam hal manajemen keuangan. Pengusaha UMKM masih belum bis terbiasa rapi dalam manajemen pembukuan keuangan.
Padahal, kerapian manajemen keuangan sangat membantu dalam pengembangan usaha. Membantu hal tersebut dosen Program Studi D3 Sistem Informasi Universitas Airlangga (Unair), Fitri Retrialisca, S.Kom., M.Kom membuat inovasi aplikasi pencatatan pengelola keuangan berbasis website.
Inovasi yang sudah berhasil dipatenkan ini diberi nama Sistem Informasi Akuntansi UMKM (SIAKM).
"Aplikasi berfungsi memudahkan pelaku UMKM dalam melakukan pencatatan keuangan dan akuntansi. Sistem tentunya akan menghindarkan dari tercampurnya pemasukan dan pengeluaran usaha dengan keperluan keluarga," ujar Fitri.
Fitri bercerita, inovasi SIAKM muncul dari kisah pilu pemilik usaha kuliner. Usahanya hampir gulung tikar karena beberapa pegawai menggelapkan uang belanja bahan baku dan hasil penjualan.
“UMKM cenderung tidak memperhatikan pencatatan keuangan dengan baik, prinsipnya yang penting usaha jalan. Sedangkan uang masuk dan keluar tidak dicatat dengan baik sehingga tidak tahu untung dan ruginya. Dengan SIAKM ini kami berharap dapat membantu UMKM untuk mencatat laporan keuangannya, sehingga proses bisnis berjalan dengan baik,” turur Fitri.
Proses pembangunan SIAKM tidak dikerjakan sendiri. Fitri dibantu oleh rekannya, Riza Nidhom Fahmi, S.ST Alumnus PENS. Keduanya merancang SIAKM menjadi aplikasi keuangan lengkap dengan 12 menu di dalamnya. Di antaranya yakni, Data Karyawan, Data User, Data Supplier, Data Produk, Dashboard, Inventory, Neraca Saldo, Penjualan, Pembelian, Transaksi, Posting Transaksi, Laporan Kafe.
SIAKM juga memungkinkan penggunanya mendapatkan informasi sejumlah laporan keuangan sesuai periode akuntansi yang diinginkan. Misalnya laporan laba rugi, laporan penjualan, dan laporan saldo.
Tambahnya, SIAKM resmi dipatenkan pada Desember 2019, tepat satu tahun delapan bulan sejak inovasi tersebut diciptakan. Kini inovasi tersebut telah dipakai puluhan UMKM. Termasuk 20 UMKM di bawah binaan Diskoperindag Kabupaten Gresik sejak 2019. Juga, gunakan oleh sebuah bisnis kafe di Makassar sejak 2018.
“Dari hasil riset yang kita lakukan, 70 persen pengguna terbantu dengan aplikasi ini. Meski ada kendala misalnya tidak punya basic IT atau kendala minor lainnya,” katanya.
Mengetahui gagasannya dapat berguna bagi masyarakat, Fitri mengaku semakin terpacu menciptakan inovasi lainnya. Ke depan, ia berharap dapat membangun e-commerce bagi UMKM.