Bantu Sesama, Insinyur Asal Kediri Jual Nasi Soto Ayam 2000-an
Sekilas tak ada yang istimewa dari warung soto di Kediri ini. Tapi saat mampir di warungnya, pengunjung akan terkejut. Penyebabnya, pembeli tak perlu banyak mengeluarkan isi dompet untuk sekedar mengenyangkan perut. Berbeda dengan pedagang umumnya yang menjual sotonya dengan harga di atas Rp5 ribu.
Pilman Agus Dwianto, memang menjual soto di bawah harga pasar. Pria lulusan S1 Teknik Sipil ini hanya mematok satu porsi soto dengan harga Rp2000. Warung soto milik Pilman ini terletak di jalan Dr Saharjo, Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Rintisan usaha kuliner ini baru dilakoninya ini masih seumuran jagung yaitu baru sebulan yang lalu. Meski tergolong baru, Pilman Agus Dwianto mengaku sudah memiliki pelanggan tetap.
Kebanyakan pelanggannya adalah para santri Ponpes Lirboyo. Namun ada juga kuli bangunan dan tukang becak yang setiap hari makan soto dua ribuan itu. Meski harganya teramat murah, soal rasa boleh diadu. Tidak kalah dengan masakan soto lainnya yang harganya lebih mahal.
Pilman mengaku dengan menjual harga soto Rp2000 tidak pernah rugi. Bahkan masih mendapatkan keuntungan walaupun tidak begitu banyak.
Selain itu, motivasi lain yang melatarbelakangi berjualan soto murah karena ingin membantu sesama.
"Ya selain membantu warga kurang mampu. Biar ada kesibukan karena hampir setahun ini saya tidak bekerja selepas keluar sebagai suplier bahan makanan pasien rumah sakit," kata warga Perumahan Wilis tersebut.
Untuk proses memasak tiap hari, Pilman Agus Dwianto dibantu ibunya. Ia masak dari jam 3 pagi hingga persiapan berangkat jualan.
"Kalau bumbu yang racik ibu. Saya hanya masak tusukan telur puyuh, sate usus, gorengan, dan kerupuk," katanya.
Soto ayam yang dijual Pilman beda dengan soto ayam lainnya. Soto ayam Pilman kuahnya lebih bening. Meski murah, namun porsi nasi yang disajikan ke pelanggan lumayan banyak, termasuk irisan daging ayamnya.
"Soto bikinan ibu, lebih condong ke soto rumahan. Kuahnya agak bening. Tapi rasa bumbunya ndak beda dengan soto lainnya," katanya.
Selama satu bulan berjualan, Pilman mengaku tak pernah menyisakan. Setiap hari berjualan mulai pukul 07.00 hingga 15.00 selalu habis. Untuk nasinya dalam satu hari biasanya menghabiskan beras 2-3 kg.
"Terkadang kalau sudah habis meski belum jam 3 sore ya saya tutup. Gerobaknya saya tutup, gerobak ini milik teman. Saya hanya sewa Rp5000/hari," ujarnya.
Selain menjual soto ayam, Pilman juga menjual lauk, seperti sate usus, sate telur puyuh yang dijual Rp2000/sunduk. Ada juga gorengan seperti oteote yang dijual dengan harga Rp1000/biji.
Khusus pada hari Jumat, ia sedekahkan nasi soto ayam dagangannya kepada siapa pun yang merasa membutuhkan. "Khusus hari Jumat gratis bagi siapapun. Karena Jumat berkah," kata putra bungsu dari 2 bersaudara ini.
Advertisement