Bantu Petani, Tim Diseminasi Unisla Ciptakan Pengering Portable
Kesulitan yang dialami para petani dalam mengeringkan padi, cukup mengundang perhatian. Hal itu pun menggugah para dosen dari Universitas Islam Lamongan (Unisla) untuk menciptakan teknologi pengeringan portable.
Para dosen tersebut tergabung dalam tim Diseminasi Hasil Teknologi bagi Masyarakat. Mereka menghadirkan sebuah inovasi teknologi terbaru untuk diterapkan kepada petani demi mengatasi kesulitan dalam mengeringkan pada saat panen.
Zainal Abidin, Ketua tim Diseminasi Hasil Teknologi bagi masyarakat dari Unisla menjelaskan, hal tersebut dilakukannya untuk mengurangi beban dan kesulitan para petani saat akan mengeringkan hasil panen padinya.
"Saat musim penghujan, atau hasil panen dalam kondisi basah, para petani di Lamongan terutama di wilayah utara kesulitan mengeringkan hasil panen, karena mereka hanya mengandalkan matahari. Kalau beli mesin pengering juga mahal, ratusan juta sampai miliaran rupiah harganya," ungkapnya, saat sosialisasi kepada masyarakat kelompok tani Desa Tenggulun, Solokuro, Minggu, 6 Oktober 2019.
Menurutnya, pengeringan yang selama ini dilakukan dengan cara menjemur hasil panennya di bawah terik sinar matahari kurang efesien. Selain memakan waktu juga karena sangat bergantung pada cuaca yang kadang tak menentu.
Hal itulah yang turut mendorong tim Diseminasi Universitas Islam Lamongan (Unisla) mencarikan solusi bagi para petani.
"Kami bersama-sama membuat alat pengering berbasis infrared keramik portable. Memang dirancang untuk sistem pengeringan hasil pertanian pada saat musim penghujan atau hasil pertanian dalam kondisi basah, bisa untuk padi, jagung, dan bawang," ungkap Dosen Teknik Elektro Unisla tersebut.
Ia menambahkan, alat pengeringan yang dirancang portable dengan model bed dryer tersebut juga dilengkapi dengan hiter keramik, sensor kadar air, dan temperatur. Sementara itu, untuk pembakarannya menggunakan gas LPG.
"Kalau memakai LGP 3 kilogram, bisa untuk 4 jam. Tapi yang paling efektif menggunakan yang 12 kilogram, bisa tahan lama," bebernya.
Untuk penggunaannya, sistem kerja pengering portable tersebut diletakkan dalam ruangan tertutup, dengan tetap memperhatikan sirkulasi udara.
"Di ruangan untuk padi butuh 70 derajat celcius, temperaturnya dari 0 hingga 100 derajat celcius bisa kita setting. Selain itu, dapat diatur waktu pengeringannya 0 sampai 12 jam," imbuhnya.
Ia menguraikan, alat dengan dimensi 130 x 70 x 94 centimeter tersebut akan mampu menampung untuk mengeringkan hasil panen hingga 2 ton lebih dalam satu kali proses pengeringan.
Menurutnya, dengan menggunakan alat pengering tersebut prosesnya lebih cepat.
“Yang dapat dikeringkan bisa bervariasi yakni gabah, bawang, jagung dan lain-lain,” tambahnya.
Dengan hadirnya alat tersebut, Ia dan tim Diseminasi Hasil Teknologi bagi Masyarakat Unisla, berharap dapat bermanfaat dan dimanfaatkan oleh petani di Kabupaten Lamongan.
"Kami sudah kumpulkan tiga kelompok tani di desa Tenggulun untuk uji kelayakan, mereka bilang cocok buat pengeringan, panasnya cukup. Kedepan, tentunya dalam uji kelayakan bisa efektif, dan bisa dikembangkan perusahaan berbasis kampus," pungkasnya.