Bantu Kurangi Emisi dengan Nusantara Blue Carbon Insurance
Peningkatan konsentrasi karbondioksida (CO2) sebesar 40 persen menyebabkan perubahan ikim yang cukup darstis. Sehingga suhu permukaan menjadi lebih hangat dalam beberapa dekade belakangan.
Menillik permasalahan itu, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang terdiri dari Citra Audinasari, Prima Tama Setyasa, dan Arofatus Zulfa merencanakan sebuah kebijakan berupa Nusantara Blue Carbon Insurance.
“Ide ini memungkinkan adanya investasi untuk menjaga lingkungan di masa depan,” jelas Citra Audinasari, selaku ketua tim.
Mahasiswa yang akrab disapa Citra ini juga mengatakan bahwa konsep tersebut nantinya akan memanfaatkan sektor kehutanan sebagai ladang untuk penurunan emisi karbon. Hal ini dikarenakan hutan mampu menyerap karbon hingga 17,2 persen.
Untuk jenis hutan yang dioptimalkan adalah hutan mangrove atau blue carbon. “Mangrove dipercaya mampu menyimpan karbon empat kali lebih banyak dari hutan tropis,” ujarnya.
Dalam eksekusinya nanti, Citra dan kawan-kawan akan melakukan mekanisme perdagangan karbon (carbon trading). Dalam hal ini, Indonesia sangat berpotensi untuk mendapatkan keuntungan karena sejalan dengan melimpahnya ekosistem mangrove di Indonesia.
“Indonesia akan menjadi negara produsen (negara penghasil blue carbon) terbesar di dunia,” tuturnya.
Dengan adanya perdagangan karbon ini, diharapkan tidak sampai merusak ekosistem mangrove. Tak hanya itu, tim di bawah bimbingan Arwi Yudhi Koswara ini juga menerapkan sistem asuransi karbon.
Sistem asuransi tersebut melibatkan dua pihak utama yakni tertanggung dan penanggung. Pihak tertanggung merupakan pemerintah provinsi yang bertanggung jawab atas kawasan pesisir di daerahnya. “Sementara pihak penanggung merupakan pemerintah pusat yang memberikan perlindungan dan insentif kepada pemerintah provinsi,” ungkapnya.
Nantinya, insentif yang diberikan akan digunakan untuk pemberdayaan dan pengembangan pembangunan pesisir. Selain itu, masyarakat di sekitar pesisir juga akan merasakan keuntungan secara ekonomis.
Dengan adanya program perlindungan pesisir, maka mangrove sebagai carbon sink yang merupakan habitat ikan akan terjaga. “Sehingga nelayan akan lebih mudah mencari ikan,” tambahnya.
Citra juga mengatakan dengan adanya gagasan blue carbon insurance, akan membantu komitmen Presiden Joko Widodo dalam mencapai pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen pada tahun 2030. “Ide ini diprediksi tidak hanya memberikan keuntungan secara ekologis namun juga ekonomis,” pungkasnya. (amm)