Bantu Ekonomi UMKM, Mahasiswa ITS Ciptakan Aplikasi Paselum
Pandemi Covid-19 membawa dampak bagi para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Adanya imbauan pembatasan untuk tidak keluar rumah mengakibatkan banyak usaha yang sepi dan berujung gulung tikar.
Melihat fenomena tersebut, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat aplikasi pemasaran produk digital berbasis Syariah Service bernama Pasar Elektronik UMKM atau "Paselum". Upaya ini bisa membantu keberlangsungan ekonomi UMKM.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, teknologi memang menjadi alternatif utama bagi UMKM untuk berkembang. Hal inilah yang mendasari Maya Kencana Wulandari, Arjun Aksan, dan Shabrina Nur Lathifatul Afifah untuk membuat aplikasi bagi UMKM.
"Paselum merupakan aplikasi yang bisa menjadi wadah pemasaran produk UMKM yang berbasis syariah. Sistem yang dipakai adalah bagi hasil, di mana pelaku UMKM akan dipungut biaya tiga persen di tiap penjualannya," ujar Maya kepada Ngopibareng.id, Jumat 20 November 2020.
Sebelumnya, sistem yang dikembangkan Maya dan timnya menggunakan metode berlangganan tiap bulan dengan tarif Rp 25.000. Namun biaya ini akan memberatkan pelaku UMKM yang mungkin belum mendapatkan pesanan dalam satu bulan.
"Jadi jalan tengah yang diambil adalah dengan menggunakan sistem baru dengan memotong tiga persen dari tiap transaksi yang berhasil dilakukan oleh pelaku UMKM. Sehingga pelaku UMKM tidak dikenakan biaya jika memang tidak mendapatkan pesanan,” jelas mahasiswi yang gemar menulis ini.
Paselum juga menawarkan sistem yang dapat menjamin kepercayaan penggunanya. Maya menyebutkan bahwa UMKM yang dapat mendaftarkan diri ke sistem Paselum hanyalah UMKM yang terdaftar resmi pada Kemenkop.
Selain itu, terdapat pula perjanjian di atas materai yang menjamin bahwa pelaku UMKM yang menawarkan barangnya pada Paselum tidak melakukan penipuan, seperti produk tidak sesuai dengan yang dijelaskan pada profil produk.
“Dan yang terpenting, Paselum tidak mengizinkan pelaku UMKM melakukan dropship. Sehingga semua produk yang dijual memang berasal dari pelaku UMKM yang menandatangani perjanjian itu,” tegas Staf Keilmiahan Himpunan Mahasiswa Statistika (Himasta) ITS ini.
Maya menambahkan, ia dan timnya juga melakukan pengembangan dalam aplikasi seperti fitur dan tata letak menu. Alhasil ditambahkan menu profil, peringkasan data sign up, perbaikan tampilan pada maps, dan penyesuaian warna tema secara keseluruhan.
“Finalisasi kami lakukan pada survei ketiga dengan memperbaiki hal-hal minor berupa perubahan tata letak tombol dan ukuran beberapa item,” terang dia.
Mahasiswi Departemen Statistika ITS ini berharap, aplikasi yang dikembangkan bisa lebih ramah pengguna sehingga memudahkan pengguna melakukan berbagai kegiatan di dalam aplikasi.
Advertisement