Bantu Disabilitas, Mahasiswa Unesa Gagas Inclupedia
Mempermudah seseorang yang menyandang disabilitas untuk mengakses layanan, Mahasiswa dan alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) rancang aplikasi untuk disabilitas dan caregiver.
Aplikasi yang diberi nama Inclupedia itu diklaim sebagai layanan persoalan disabilitas berbasis mobile apps pertama di Indonesia. "Aplikasi tersebut hadir untuk membantu orang tua atau penyandang disabilitas dalam melakukan asesmen dan konsultasi seputar kedisabilitasan," ujar Ahmad Abdullah Zawawi, Chief Executive Officer (CEO) Inclupedia.
Lanjutnya, ada tiga layanan prioritas yang diusung aplikasi tersebut. Pertama, layanan asesmen yang di dalamnya bisa untuk mendeteksi tingkat keparahan disabilitas, baik hambatan penglihatan, pendengaran, hambatan fisik motorik, emosional, autism, slow learner hingga persoalan kesulitan belajar.
Kedua, layanan konsultasi yang langsung tersambung dengan sejumlah pakar anak berkebutuhan khusus. Ketiga, layanan informasi lowongan pekerjaan untuk penyandang disabilitas.
“Layanan ini menjembatani teman-teman disabilitas dengan lowongan pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka. Tujuannya untuk menyalurkan bakat anak disabilitas agar dapat bekerja sesuai kompetensinya,” terangnya.
Aplikasi tersebut, lanjutnya, sudah diluncurkan pada Mei lalu di Excelso Westown Wiyung, Surabaya. Inclupedia sudah tersedia di Play Store dan bisa digunakan perangkat dengan sistem operasi android maupun iOS.
“Untuk pengembangan aplikasi ini kami lolos dan mendapat pendanaan dari Pertamina Foundation Muda (PF Muda). Semoga ini bisa bermanfaat buat masyarakat khususnya teman-teman disabilitas,” ucapnya.
Ketua Satuan MBKM Unesa, Muhammad Sholeh, mengapresiasi inovasi mahasiswa dan alumni yang mampu menghadirkan aplikasi tersebut. Menurutnya, inovasi tersebut merupakan wujud dari komitmen mahasiswa dan alumni dalam menjawab permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Salah satu masalah yang menjadi perhatian bersama yaitu persoalan disabilitas baik dari segi aksesibilitas maupun pemberdayaannya. “Inclupedia menjadi salah satu terobosan dan solusi untuk masalah disabilitas di Indonesia. Ini tentu bermanfaat dan sangat membantu masyarakat, khususnya teman-teman inklusi,” ujarnya.
Hal baiknya aplikasi tersebut mendapat dukungan dana dari Pertamina. Baginya, memperoleh pendanaan dari Pertamina tidaklah gampang. Peserta harus masuk seleksi dan bersaing dengan ribuan tim lainnya.
Ahmad Abdullah Zawawi melanjutkan, Inclupedia akan terus dikembangkan dan dimonitoring secara berkala. Ke depan, fitur-fitur tentu akan terus disempurnakan sehingga layanan bisa semakin meluas dan menjangkau banyak mitra dan pengguna. “Semoga aplikasi ini tetap bisa eksis 5, 10, bahkan 20 tahun ke depan,” harapnya.
Inclupedia, lahir dari tangan sekelompok anak-anak muda yang terdiri dari; Cahyo Febri Wijaksono dari Manajemen Pendidikan, Dwi Ardiansyah juga dari Manajemen Pendidikan, Venna Arzika Humaida dari Psikologi, Muchammad Daffa Maulana dari Administrasi Negara, Adam Putra Fatchurrahman alumni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Ahmad Abdullah Zawawi dan I Gusti Ayu Agung Istri Risna Prajna Devi juga alumni FIP serta Tri Okta Argarini alumni ITS.
Advertisement