Bantalan Sosial sudah Disiapkan, Sinyal Harga BBM Segera Naik
Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar sepertinya tinggal diumumkan. Bisa jadi hari ini atau besok, tepat 1 September 2021. Sebab, pemerintah sudah menyiapkan bantalan sosial untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM tersebut. Bantalan itu berupa bantuan langsung tunai, bantuan sosial upah, dan bantuan sosial transportasi dengan total anggaran Rp 24,17 triliun. Hal ini sudah diumumkan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani bersama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Di sisi lain, pemandangan di beberapa SPBU dalam beberapa hari terakhir dipenuhi pengendara bermotor yang rela antre BBM bersubsidi. Antrean panjang di SPBU sudah jadi pemandangan umum.
Menteri ESDM Arifin Tasrif juga memberi sinyal bahwa pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut dalam waktu dekat. "Ya tunggu saja besok (pengumuman kenaikan harga BBM subsidi)," ungkap Arifin dikutip dari Antara, Rabu 31 Agustus 2022.
Menurut dia, pemerintah masih mematangkan rencana kenaikan harga BBM pertalite dan solar bersubsidi saat ini.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan meminta kepada seluruh gubernur, bupati, walikota, pangdam, danrem, dandim, hingga kepolisian untuk ikut melakukan sosialisasi terkait rencana kenaikan harga BBM pertalite dan solar bersubsidi.
"Terkait dengan kemungkinan kenaikan harga BBM, saya minta gubernur, walikota, bupati, walikota, pangdam, danrem, dandim, kapolda, kapolres, kapolsek ikut mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang urgensi kenaikan harga BBM dan langkah-langkah pemerintah untuk meringankan beban masyarakat," ungkapnya.
Menurut Luhut, pemerintah seperti tak ada pilihan karena harga minyak mentah dunia tembus ke level 100 dolar AS per barel. Hal itu membuat selisih harga pertalite dan solar bersubsidi dengan harga keekonomian semakin jauh.
"Meski (harga minyak dunia) mulai turun, tapi masih tingginya harga minyak mentah dunia mendorong meningkatnya gap harga keekonomian dengan harga penjualan pertalite dan solar. Ini memang tidak ada pilihan kita, di seluruh dunia begitu," jelas Luhut.
Harga pertalite masih ditahan sebesar Rp 7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp 5.100 per liter saat ini. Sementara, pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi energi dari Rp152 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.
"Sekarang kita ini subsidi (energi) Rp502 triliun, kan kalau subsidi ini bisa kira kurangi kita alihkan kepada kegiatan lain itu akan lebih bagus," ujar Luhut.
Meski begitu, ia mengakui inflasi akan langsung meningkat ketika harga BBM subsidi naik minimal Rp 500 per liter. "Dampak kenaikan harga BBM kepada inflasi setiap kenaikan harga Rp 500 per liter," imbuh Luhut.
Maka dari itu, pemerintah telah menambah alokasi bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 24,17 triliun untuk meredam dampak inflasi jika harga BBM subsidi naik. Bantuan itu diberikan dalam tiga bentuk.
Pertama, BLT sebesar Rp150 ribu diberikan kepada 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama empat bulan. Negara menganggarkan dana sebesar Rp 12,4 triliun untuk menambah bansos bagi 20,65 juta kelompok penerima manfaat ( KPM ).