Bantah Tuduhan Risma, 86,7 Persen Pasien RSUA Warga Surabaya
Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya menegaskan hingga saat ini mayoritas bed yang tersedia, 86,7 persen digunakan oleh pasien asal Surabaya. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya, dr Alfian Nur Rosyid ketika dikonfirmasi Sabtu 16 Mei 2020.
Dengan itu data tersebut, sekaligus membantah komplain Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menyebut warganya yang positif Covid-19 kebanyakan tidak mendapat tempat menjalani perawatan di rumah sakit rujukan yang ada di Surabaya. Justru Risma malah anggap bahwa kebanyakan rumah sakit rujukan yang ada lebih banyak menampung pasien dari luar Surabaya. Padahal di daerahnya masing-masing juga memiliki rumah sakit rujukan.
Alfian pun tak membantah jika di tempatnya memang ada pasien-pasien dari luar Surabaya. Hal itu karena kedokteran memiliki kewajiban untuk menerima pasien dari mana pun tanpa memandang asalnya.
"Di Unair memang kebanyakan yang datang warga Surabaya. Tapi pasien dari mana pun, selama membutuhkan perawatan, maka akan diterima selama masih tersedia tempat tidur. Tidak boleh membedakan suku, agama, jenis kelamin, asal daerah dan lainnya," kata Alfian.
Ia menyebut, dengan data yang ada, menjadi gambaran nyata bahwa kasus terbesar ada di Surabaya. Belum lagi, apabila ada pasien positif yang tidak menyadari kalau sedang sakit dan masih berada di rumah dan berkeliaran keluar.
Dengan jumlah pasien yang ada saat ini, dokter spesialis paru-paru itu mengungkapkan kamar perawatan terus penuh. Bahkan, tak sedikit pasien yang masih dirawat di Instalasi Gawat Darurat.
"Saat ini ditambah berapa pun kamar, rumah sakit rujukan se-Surabaya mengeluhkan tidak mampu menerima pasien lagi terkait Covid-19 termasuk di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI)," urainya.
Selain ruangan, jumlah tenaga kesehatan (nakes) juga terbatas. Dengan jumlah pasien terus bertambah menyebabkan beban kerja nakes yang ada makin meningkat