Bank Sentral Selandia Baru Dibobol Peretas
Bank Setral Selandia Baru mengaku jika sistem datanya telah menjadi sasaran serangan peretasan, pada Minggu 10 Januari 2021. Pihak ketiga yang digunakan bank untuk membagi dan menyimpan data sensitif, telah diakses secara ilegal.
Gubernur Bank Sentral Adrian Orr mengatakan jika peretasan berhasil dihentikan dan sistem kembali diamankan. Namun pihaknya masih membutuhkan waktu untuk mengetahui dampak dari serangan ini.
"Kami masih mencari sifat dan tingkat informasi yang diduga telah diakses, namun beberapa informasi komersial dan pribadi yang sensitif, mungkin ikut diakses,"kata Orr dalam sebuah pernyataan.
Serangan ini bukan yang pertama terjadi. Pada Agustus tahun lalu, operator dari Pasar Saham Selandia Baru mengalami serangan siber. Inphysec, perusahaan keamanan siber independen menyebut jika volume, kerumitan, dan ketahanan serangan tersebut, tergolong tak diperkiakan oleh Selandia Baru.
Kemudian pada Laporan Stabilitas Keuangan Selandia Baru pada November 2019, terdapat peringatan terkait meningkatnya risiko serangan siber di Selandia Baru.
pada Februari 2020, pemerintah mengumumkan jika prakiraan kerugian akibat serangan siber, yang dialami oleh perbankan dan industri keuangan, mencapai 140 Juta Dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 1,4 triliun. (Rtr)