Bank Indonesia Jember Siapkan Rp3,1 Triliun Layani Penukaran Uang
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jember memastikan tidak ada penukaran uang keliling pada Ramadhan tahun ini. Kendati demikian, Bank Indonesia tetap menyiapkan uang baru sebesar Rp3,1 triliun bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang. Uang baru tersebut akan disalurkan melalui perbankan dan pihak-pihak yang ditunjuk Bank Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Hestu Wibowo, menyatakan karena masih dalam masa pandemi covid-19, Bank Indonesia Jember memastikan tidak ada penukaran uang secara langsung melalui penukaran uang keliling. Namun masyarakat yang ingin menukarkan pecahan uang baru tidak perlu kuatir. Karena Bank Indonesia tetap menyiapkan uang kerta baru untuk masyarakat.
“Kita nanti akan kerjasama dengan perbankan atau dengan pihak-pihak lain yang mungkin bisa kita tunjuk sebagai payment point untuk penukaran. Yang jelas kami dari Bank Indonesia memang sudah tidak ada lagi penukaran secara langsung,” jelasnya saat berkunjung ke Banyuwangi beberapa hari lalu.
Pihak-pihak yang memungkinkan ditunjuk Bank Indonesia untuk melakukan penukaran uang baru diantaranya perbankan, Bank Perkreditan Rakyat dan Kantor Pos. Untuk itu, Dia meminta masyarakat yang membutuhkan uang baru tidak perlu khawatir. Diapun menjamin uang baru yang disediakan mencukupi.
“Yang jelas ketersediaan uangnya kita sudah jamin cukup. Jadi masyarakat sudah tidak perlu kuatir,” tegasnya.
Nominal uang baru yang disediakan Bank Indonesia untuk melayani penukaran uang tahun ini senilai Rp3,1 riliun. Dia meyakini jumlah ini sudah mencukupi kebutuhan penukaran uang baru masyarakat. Karena berdasarkan pengalaman dua tahun terakhir realisasi penukaran uang baru maksimal hanya 50 persen dari yang disediakan.
Dia mencontohkan pada tahun 2020 lalu, Bank Indonesia Perwakilan Jember menyediakan lebih dari Rp4 triliun uang baru untuk lima Kabupaten wilayah kerja Bank Indosia Jember yakni Jember, Bondowoso, Lumajang, Banyuwani dan Situbondo. Saat itu realisasi penukaran uang baru yang dilakukan masyarakat hanya Rp1,9 triliun.
“Tahun ini proyeksinya Rp3,1 triliun, kita tidak tahu realisasinya berapa. Tapi saya menduga dari pengalaman dua tahun terakhir maksimal cuma 50 persen terealisasi. Tidak sampai 2 triliun rupiah biasanya,” ungkapnya.