Baju Lebaran 20 Ribuan, Ibu-Ibu Banjiri Tanah Abang
Puasa Ramadan 1440 H baru berjalan satu minggu, tapi pusat grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah dipenuhi ibu-ibu yang akan membeli baju untuk persiapan hari raya. Seakan-akan 'hilal' pertanda datanganya lebaran sudah di depan mata.
Baju yang mereka borong dari pusat grosir terbesar di Asia Tenggara ini, ada yang dipakai sendiri, untuk oleh-oleh kalau pulang kampung, atau dijual lagi.
Beberapa pembeli mengatakan, mereka sengaja datang ke Pasar Tanah Abang karena harga baju di sini murah meriah bila dibandingkan dengan di mal. Pasalnya, hanya dengan uang Rp 20 ribu, mereka sudah bisa membawa pulang baju gamis untuk berlebaran.
Dari pantauan Ngopibareng.id di pusat grosir tersebut, celana panjang ada yang dibandrol 50 ribu, gamis perempuan Rp 40 ribu, kerudung Rp 15 ribu, kaus perempuan Rp 15 ribu. Sementara baju anak anak satu stel antara Rp 7.500 sampai Rp 25.000. Akan lebih murah lagi kalau belinya lusinan. Inilah alasan ibu-ibu pilih ke Pasar Tanah Abang.
"Bahan dan modelnya hampir sama. Yang membedakan hanya lokasi penjualannya. Kalau di mal memakai AC, sedang di Tanah Abang harus mandi keringat," kata Denny, seorang ibu yang tinggal di kompleks perumahan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Bogor.
Ia sengaja membeli baju untuk kebutuhan lebaran lebih awal supaya tidak berdesakan. "Kalau sudah mendekati lebaran rame-nya bukan main, ibaratnya berjalan saja susah, ini pengalaman saya tahun lalu," cerita Denny.
Menurut Denny, belanja di Tanah Abang secara ekonomi menguntungkan, meskipun jarak antara Bogor-Jakarta cukup jauh, sekitar 60 kilometer. Tapi dengan naik komuter line, jadi irit karena hanya mengeluarkan ongkos Rp 6.000 satu kali jalan atau Rp 12.00 (pergi pulang).
Maklum, mereka hanya butuh keluar Stasiun Tanah Abang dan bisa langsung belanja di jembatan multi guna, tidak perlu naik kendaraan lagi." Yang penting hati-hati jangan sampai lengah bisa tidak jadi belanja, karena copet masih menjadi penyakit di Pasar Tanah Abang," pesannya. Selain ia juga mengeluhkan kemacetan bila menggunakan kendaraan pribadi.
Kalau ke Tanah Abang disarankan sebaiknya berangkat bareng-bareng supaya bisa saling mengawasi. Dan tas jangan ditaruh di belakang, supaya tidak memancing orang lain berniat jahat.
Sementara itu, Djaelani seorang petugas Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Pusat, menginformasikan titik rawan copet ada di sekitar stasiun Tanah Abang, dengan sasaran penumpang yang baru turun dari kereta, dan di lokasi PK5 . "Meskipun di kawasan ada petugas harus tetap hati hati. Karena petugas kan tidak bisa mengawasi orang perorang," kata Djaelani.
Koordinator Pedagang Tanah Abang, Sukendar, menjelaskan bahwa di kawasan Pasar Tanah Abang ini ada dua kelompok pedagang. Kelompok pedangan untuk konsumen menengah ke bawah dan konsumen menengah ke atas.
Pedagang untuk konsumen kelas menengan ke bawah lokasinya di jembatan serbaguna yang menghubungkan langsung dengan stasiun Tanah Abang, serta di pertokoan di sepanjang Jati Baru. Baju yang dijual di sini berasal dari Tasikmalaya.
Sedangkan untuk menengah ke atas menempati Blok, tempanya rapi dan ber-AC. kualitas dan harga barangnya berbeda, lebih mahal. Selain dari Tasik, busana muslim buatan China juga membanjiri pasar Blok ini. "Kalau ingin murah harus membeli kodian atau lusinan. Bijian juga boleh, tapi harganya lebih mahal," kata Sukendar.
Pada bulan puasa, omset pedagang di Pusat Grosir Tanah Abang rata rata meningkat, terutama di sektor busana muslim, gamis, kerudung, baju koko, sarung dan baju anak anak. (asm)