Banjir Tahunan Luapan Bengawan Jero Banjiri Tiga Kecamatan
Daya tampung Sungai Bengawan Jero, Lamongan, mulai tak terkendali. Akibat curah hujan tinggi di kawasan hulu, banjir semakin meluas akibat luapan air anak Sungai Bengawan Solo yang membelah kawasan Lamongan tengah itu.
Selain menggenangi jalan poros desa, saat sudah mulai menggenangi rumah warga. Hanya, ketinggian air di masing-masing kawasan bervariasi.
Data terkini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan menyebutkan, luapan air anak sungai Bengawan Solo itu mulai menggenangi 15 desa di tiga kecamatan.
Di antaranya, Kecamatan Kalitengah yang meliputi Desa Tiwet, Blajo, Gambuhan, Bojoasri, Jelakcatur dan Somosari. Ketinggian air mencapai 13-50 centimeter.
Untuk Kecamatan Karangbinangun, terdiri dari Desa Waruk, Ketapangtelu, Somowinangun, Sukorejo dan Karanganom. Tinggi air genangan lebih rendah, yakni 16-32 centimeter.
Berikutnya, di Kecamatan Tur, dengan ketinggian air luapan hampir sama. Air yang menggenang di Desa Putatkumpul, Pomahanjanggan, Kepudibener dan Kemlagilor, berkisar 32-37 centimeter.
"Melihat potensi curah hujan di kawasan hulu masih tinggi, luapan ini diperkirakan masih bisa bertambah tinggi," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan, Muhammad Muslimin, Sabtu, 11 Februari 2023 petang.
Untuk itu, lanjut Muslimin, pihaknya meningkatkan pemantauan di beberapa titik kawasan yang mengalami kenaikan debit air di sungai Bengawan Jero. BPBD Lamongan juga melakukan optimalisasi pompa pembuangan air. Ada empat pompa dioperasikan dengan harapan mampu melokalisir banjir dengan cepat.
"Pastinya, kami juga aktif dan rutin memantau papan ketinggian air melalui TMA Phell Blawi dan EWS banjir di Sungai Bengawan Jero. Juga menyiapkan fasilitas penanganan darurat banjir, " tandasnya.
Diketahui, banjir akibat luapan air Bengawan Jero ini merupakan banjir tahunan. Penanganannya tidak mudah karena bisa menggenang berbulan-bulan. Apalagi, jika permukaan air Bengawan Solo tinggi dan air laut pasang.