Banjir Rob Surabaya Terjadi Karena Turunnya Muka Tanah
Pakar menyebut banjir rob yang terjadi di wilayah Surabaya tidak hanya disebabkan peristiwa pasang air laut. Namun, hal itu ternyata juga dipicu oleh fenomena penurunan muka tanah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dosen dan peneliti Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Ira Mutiara Anjasmara. Ia mengatakan, penurunan muka tanah terjadi di berbagai wilayah.
Ira mengetahui hal tersebut melalui pemantau menggunakan metode GNSS survei yang tersebar di titik-titik seluruh wilayah Surabaya sejak 2007. Pemantauan sendiri dilakukan secara periodik.
"Land subsidence (penurunan muka tanah) memang terjadi hampir di seluruh wilayah Surabaya. Tapi dengan catatan untuk di titik GNSS surveinya," kata Ira, Minggu, 19 Juni 2022.
Berdasarkan pemantauan menggunakan Time-Series Analysis Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR), Surabaya Utara mengalami penurunan muka tanah yang cukup signifikan dibanding wilayah lainnya.
"Dari pengolahan data Time Series InSAR, Terjadi penurunan tanah terutama di wilayah Surabaya Utara dan Surabaya Timur. Surabaya Utara ini penurunan tanahnya cukup signifikan meskipun tidak terlalu besar. Maksimal hanya 40 milimeter atau 4 sentimeter," jelasnya.
Ira mengungkapkan, penurunan muka tanah di Surabaya tidak sesignifikan seperti yang terjadi di Jakarta dan Semarang. Namun, ada kesamaan penyebab turunnya muka tanah di kota-kota besar.
"Subsidence di kota besar terjadi karena penggunaan air tanah berlebihan. Tapi kalau dilihat di Surabaya jarang sekali yang menggunakan sumur. Sampai saat ini kami kekurangan data penggunaan air tanah di Surabaya," ucapnya.
Faktor lainya, lanjut Ira, penurunan tanah disebabkan karena adanya konstruksi infrastruktur yang masif di kota-kota besar. Termasuk yang terjadi di sejumlah wilayah Surabaya.
"Kalau kita lihat di Surabaya mulai banyak pembangunan gedung, terutama di Surabaya Timur, beberapa tahun terakhir sangat masif sekali pembangunan apartemen dan gedung tinggi," ujar dia.
Berikutnya adalah subsidence yang dialami karena konsolidasi alami dari tanah alluvium, kondisi geologi dan karena aktivitas tektoniknya.
"Kita tahu kalau secara geologi Surabaya didominasi oleh endapan alluvium. Yang berikutnya adalah subsidence karena aktivitas tektoniknya," tutupnya.