Banjir Rob Rendam Permukiman dan Tambak di Probolinggo
Banjir akibat air laut pasang (rob) kembali menggenangi sejumlah permukiman dan tambak di Kabupaten Probolinggo. Sejumlah desa di pantai utara (pantura) di Kecamatan Kraksaan dan Kecamatan Paiton, Kabupaten sejak tiga hari lalu digenangi air laut.
Di Kecamatan Kraksaan, banjir rob melanda permukiman dan puluhan hektare tambak udang dan ikan di dua desa yakni, Kalibuntu dan Sidopekso. Sementara di Kecamatan Paiton, sedikitnya tiga desa, Randutatah, Pondokkelor, dan Jabungsisir juga tergenang banjir rob.
Andi Sirajudin, warga Desa Sidodadi, Kecamatan Paiton mengaku, 1,2 hektare tambak udangnya terendam banjir rob. “Sebanyak 10.000 udang yang baru tiga bulan saya tebar di tambak di Desa Randutatah amblas terbawa banjir rob,” katanya, Sabtu malam, 6 Juni 2020.
Andi mengaku, merugi sekitar Rp10 juta rupiah akibat amblasnya 10.000 udang akibat terbawa banjir. “Udang tidak bisa diselamatkan soalnya ketinggian banjir rob sudah di atas tanggul tambak,” ujarnya.
Tidak hanya Andi yang merugi akibat tambaknya tergenang banjir rob. Masih ada puluhan warga lain yang tambaknya tidak bisa lagi dipanen. “Tambak-tambak yang tergenang sangat luas, puluhan hektare di Randutatah, juga di Pondokkelor meski tidak seluas di Randutatah,” tambahnya.
Selain merusak puluhan hektare tambak, banjir rob juga menggenangi permukiman warga di Randutatah, Pondokkelor, dan Jabungsisir.
Banjir rob juga menggenangi permukiman dan tambak di Desa Kalibuntu dan Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan. “Sejak tiga hari lalu banjir rob menggenangi permukiman kami, juga menjebol puluhan hektare tambak di Kalibuntu dan Sidopekso,” kata Alan, warga Kalibuntu.
Biasanya banjir rob berlangsung sekitar sepekan. Meski tinggi genangan sekitar 20-30 Cm, dinilai mengganggu aktivitas warga di permukiman. “Tadi siang saya mau jalan-jalan ke Kalibuntu langsung balik kanan karena jalan-jalan desa tergenang,” ujar Agus, warga Kecamatan Kraksaan.
Di hari pertama banjir rob melanda, warga sempat kaget. “Kamis lalu pada pukul 09.00-14.00, tiba-tiba air laut naik ke daratan hingga setinggi paha orang dewasa,” kata Alan.
Tidak sebatas air laut yang menggenangi permukiman. Sampah-sampah juga ikut terbawa ke jalan hingga sebagian masuk ke dalam rumah.
Banjir rob, kata Alan, sebenarnya rutin terjadi setiap bulan purnama. Tetapi banjir rob kali ini lebih besar dibandingkan banjir rob tahun-tahun sebelumnya.
Selama setahun, banjir rob besar biasanya berlangsung dua kali, antara Mei-Juli. “Banjir rob Mei-Juli biasanya terjadi siang hari. Sedangkan banjir rob November-Desember biasa terjadi malam hari.
“Saya berharap Pemkab Probolinggo bisa membangun talud penahan banjir di kawasan pesisir,” kata Andi. Tujuannya untuk melindungi permukiman dan tambak dari gelontoran banjir rob.
Advertisement