Banjir Melanda, Tambal Darurat Siap Menerjang
Empat orang pria terlihat mengamankan sejumlah perkakas rumah tangga. Dengan penuh hati-hati mereka mengangkat perkakas tersebut secara perlahan. Dengan penuh hati-hati mereka berjalan menuju tepi sebuah rumah. Kaki mereka terendam air yang mengalir deras. Tampak pula seorang bocah laki-laki mengamati proses pengevakuasian yang dilakukan keempat pria tadi.
Aksi mereka terekam kamera dan terdengar suara seorang perempuan menyertai. Perempuan itu berkata, “Ya allah paringi selamet ya Allah. Ya allah Banjir ya allah Bangsri. Sekolah SMP. Sabar-sabar. Jebol warunge”.
Video tersebut viral setelah diunggah ulang akun @info_jombang. Terdapat 4.379 lebih liked and puluhan komentar.
“Iku udan e ket magrib sampek isya min, makane banjir e koyo ngunu,” tulis akun @masxxx di kolom komentar.
Ada pula yang melapor kejadian serupa di daerah lain. “Ndek Sembung yo banjir lo min,” sahut @kholifahxxx.
Terakhir, warganet lainnya mendoakan agar banjir segera surut.
“Ya allah, mugo cepet surut. Semoga warga di sana aman-aman saja,” celetuk akun @wempyxxx.
Warung Mi Ayam Terseret Banjir
Melansir Faktajombang.com banjir tersebut melanda Dusun/ Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Rabu, 9 Maret 2022. Banjir ini merendam rumah milik warga dan jalan desa setempat. Ketinggian air yang menerjang Dusun Bangsri ini mencapai lutut orang dewasa.
Tak hanya itu, sebuah warung mi ayam turut terseret dan hancur diterjang banjir. Banjir diduga disebabkan luapan air sungai setempat.
“Sore itu, hujan deras di kawan ini sehingga air sungai meluap di kawasan ini. Pas Magrib, warung saya yang terbuat dari gedek dan kalsibot hancur dan hanyut,” kata Yono, pemilik warung.
Banjir Sejak 2016
Banjir rupanya menjadi masalah di Jombang yang tak kunjung usai sejak 2016. Pada tahun tersebut sejumlah desa di Kabupaten Jombang menjadi langganan Banjir. Melansir CNN terdapat lima desa pada tiga kecamatan di Jombang yang diterjang banjir. Kelimanya adalah Desa Perak di Kecamatan Perak; Desa Jatipelem di Kecamatan Diwek; serta Desa Pulo Lor, Desa Sambong Santren dan Desa Tambakberas di Kecamatan Jombang.
Penyebabnya diketahui tanggul Sungai Ngotok di Desa Kedung Losari dan Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, tak kuat menahan arus air sehingga jebol sepanjang 75 meter. Menurut Badan Pusat Pengendalian Bencana (BNPB), banjir menggenangi beberapa rumah setinggi 100 sentimeter. Sekitar 85 hektare sawah milik warga juga tak luput dari terjangan banjir.
Setahun kemudian, di tahun 2017 banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Jombang dengan ketinggian air lebih dari dada orang dewasa. "Warga harus kami evakuasi karena ketinggian banjir ada yang hingga dua meter. Proses evakuasi sudah tadi malam, dan sampai pagi ini warga masih ada yang di tempat pengungsian," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jombang Gunadi, seperti dikutip dari ayosurabaya.com.
Hujan yang terjadi secara terus menerus memicu banjir di Kecamatan Jombang, Bareng, Mojowarno, Mojoagung dan Sumobito. Di Kecamatan Mojoagung, air banjir bahkan sampai setinggi 2 meter. Sebanyak 405 orang telah mengungsi.
"Kami suplai bahan pokoknya, nanti bisa dimasak. Ada juga tenda dan dapur umum untuk 400 lebih kepala keluarga," imbuhnya.
Pada tahun 2018 banjir kembali menerjang 11 desa di Kabupaten Jombang. Belasan desa tersebut berada di lima kecamatan. Antara lain dua desa di Kecamatan Mojoagung, empat desa di Kecamatan Mojowarno, satu desa di Kecamatan Ngoro, satu desa di Kecamatan Bareng, serta dua desa di Kecamatan Sumobito. Namun kondisi paling parah di Kecamatan Mojoagung dan Mojowarno.
Satu tahun berikutnya, ratusan rumah dan areal persawahan di Kabupaten Jombang terendam banjir setinggi 1 meter. Banjir yang melanda 4 desa di tiga wilayah 2 kecamatan ini akibat meluapnya Sungai Gunting setelah terjadi hujan lebat selama beberapa jam. Enam desa tersebut di antaranya, Desa Kademangan, Betek dan Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung, serta Desa Palrejo Kecamatan Sumobito.
“Banjir terjadi karena ada penyumbatan di Sungai Pancir akibat sampah dari pohon bambu yang roboh. Selain itu juga luapan Kali gunting. Anggota kami beserta warga dan pemerintah desa segera akan membersihkan masalah penyumbatan itu,” ungkap Abdul Wahab, Kepada BPBD Jombang.
Wahab menambahkan, tiga desa yang berada di Kecamatan Mojoagung terendam dengan ketinggian mulai dari 50 centimeter hingga 120 centimeter.
Pada 2020 setidaknya ada enam desa di tiga kecamatan yang terendam banjir. Tiga kecamatan tersebut adalah Mojoagung, Sumobito, dan Jogoroto. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Catak Banteng dan Gunting. Ketinggian banjir berkisar dari 10 hingga 60 centimeter.
Pada Februari 2021, banjir setinggi 1 meter menggenangi dua desa di Kabupaten Jombang, Antara lain Desa Gondang Manis dan Brangkal, Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Banjir disebabkan jebolnya tanggul di Sungai Brawijaya dan Konto yang hulunya dari Gunung Kelud.
Banjir juga melanda di Kecamatan Mojowarno yang diakibatkan kiriman debit air dari sungai Kecamatan Bareng.
Selain itu tanggul DAM yang jebol menyebabkan puluhan rumah di Desa Sidokerto dan sekitarnya terendam banjir. Sementara, banjir bandang yang menerjang Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng mengakibatkan jembatan putus dan satu rumah hancur rata ketanah serta puluhan rumah mengalami kerusakan berat.
Terakhir, Januari 2022, melansir Detik.com, selain Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, banjir juga melanda 5 desa lainnya di Kabupaten Jombang dalam dua hari terakhir. Banjir mengepung permukiman penduduk dan merendam 188 hektare lahan pertanian milik warga.
Seperti yang terjadi di Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Jombang. Di kampung ini, banjir melanda Dusun Gebangsari dan Trawasan. Saat ini, ketinggian air sekitar 30 centimeter.
Banjir disebabkan meluapnya tiga sungai besar yang melintasi desa, yakni Sungai Pancir, Sungai Catak Banteng Dan Sungai Gunting.
Tambal Darurat
Banjir yang melanda Jombang ditangani dengan cara penambalan darurat. Melansir berbagai sumber pada 2016, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang mengirimkan sekitar 7.200 karung untuk menangani tanggul jebol. Jebolnya tanggul ini mengakibatkan banjir bandang di sejumlah daerah Kabupaten Jombang.
Di sisi lain, lima tahun berselang, banjir yang tetap menerjang Kabupaten Jombang menarik perhatian PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) Jombang. Pada Februari 2021 CJI mengirimkan bantuan penanganan bencana banjir yang melanda Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Sebanyak 8.000 karung untuk penanganan tanggul sungai yang jebol.
Di saat yang sama Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Kabupaten Jombang melakukan observasi dan pengukuran tanggul yang tergerus. Pihak PUPR juga melakukan penambalan darurat. Sejalan dengan aksi PUPR, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur pun turun tangan. Khofifah menurunkan armadanya untuk menumpuk sandbag, biobag dan juga nantinya akan ditambah dengan besek. Tak hanya itu, dilakukan juga pemasangan penahan menggunakan balok-balok kayu sebagai pengganti pile.
“Saat ini kita sedang siapkan penyangga. Airnya mengalir ke sawah, jalan dan permukiman karena tanggulnya jebol hingga jalur airnya ini terbuka. Nah sekarang kita sedang lakukan pemasangan tiang pancang dengan kayu. Dua tiga hari kalau sudah ada pengaman ini maka 80 persen arus air tidak akan meluber ke sawah dan jalan,” kata Khofifah melansir Tribunnews.com.
Khofifah menyebut ke depannya akan diambil upaya perbaikan infrastruktur jangka panjang.
Advertisement