Banjir Lahar Semeru, Darurat Bencana Diperpanjang 15-21 Desember
Fenomena banjir lahar dingin Gunung Semeru membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, memperpanjang masa tanggap darurat selama tujuh hari ke depan. Sekretaris Kabupaten Lumajang, Agus Triyono mengumumkan, perpanjangan masa darurat bencana Gunung Semeru terhitung mulai tanggal 15-21 Desember 2020. Sebelumnya Pemkab Lumajang menetapkan masa tanggap darurat pada 1-14 Desember 2020.
"Perpanjangan tanggap darurat bahaya sekunder bencana Semeru," katanya di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, dikutip dari Antara.
Kebijakan memperpanjang masa tanggap darurat, menurut Agus Triyono, berdasarkan kajian, laporan dan masukan dari seluruh elemen, termasuk pengamatan pos pantau Gunung Semeru. "Intensitas hujan tinggi berpotensi membawa material lahar yang sebelumnya sudah mengendap di Curah Kobokan maupun daerah aliran sungai yang mengalir ke Sungai Bondeli," tuturnya.
Agus Triyono mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat material yang dibawa lahar masih panas. Imbauan serupa juga disampaikan kepada para penambang di sekitar Semeru. "Jika dimungkinkan untuk menghentikan sementara aktivitas penambangan pasir karena berbahaya," katanya.
Bagi masyarakat yang ingin memberikan donasi, sambung Agus Triyono disarankan untuk menyalurkan bantuannya melalui Posko Terpadu Penanggulangan Bencana di Dusun Kamar Kajang.
Aktivitas Gunung Semeru berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur secara visual gunung kabut dan asap kawah tidak teramati karena dominan tertutup kabut. Sedangkan aktivitas kegempaan terekam dua kali guguran, satu kali gempa harmonik dan satu kali vulkanik dangkal dengan status Gunung Semeru pada level II atau waspada.
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Meski bahaya lahar dingin Gunung Semeru masih mengancam, sejumlah penambang pasir dan warga masih nekat mendekati aliran sungai yang berhulu di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Bahkan petugas gabungan sempat memperingatkan dengan keras mereka yang masih asyik menambang pasir dan berfoto di aliran sungai yang dipenuhi material vulkanik Gunung Semeru.
"Penambang (pasir) ini sudah kita himbau, kita sosialisasi kita beri rambu-rambu dilarang menambang, karena Semeru ini masih fluktuatif dan hujan, tapi mereka angel tuturane (susah diingatkan)," keluh Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik Kabupaten Lumajang Wawan Hadi.
Bahkan, ada sejumlah penambang yang nyaris terseret banjir lahar dingin material Gunung Semeru. Beruntung pengemudi truk pasir yang berada di Sungai Gondeli bisa menyelamatkan diri. Lain penambang pasir lain pula warga yang nekat berfoto di tumpukan material vulkanik Gunung Semeru. Bahkan, ada beberapa warga yang nonton bareng Gunung Semeru meletus mengeluarkan awan panas.
Advertisement