Banjir Jombang, Khofifah Minta Maksimalkan Pengerukan Dam Siphon
Calon Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, meminta agar pengerukan endapan di dam siphon di aliran Avur Watudakon, Jombang dimaksimalkan selama 24 jam. Hal itu mencegah banjir kembali muncul di Jombang.
Kunjungi Jombang
Khofifah tampak meninjau kondisi banjir yang melanda Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, pada Selasa 10 Desember 2024. Ia memberikan bantuan logistik, memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, dan menyoroti pentingnya pengerukan dam siphon secara maksimal.
Bagikan Logistik untuk Pengungsi
Banjir yang telah melanda Desa Jombok selama empat hari menyebabkan puluhan warga, termasuk anak-anak, ibu-ibu, dan lansia, mengungsi di Kantor Desa Jombok. Khofifah menyempatkan diri menyapa para pengungsi, membagikan makanan, dan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak dengan membagikan es krim dan kue.
“Saya ingin memastikan kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, dan kesehatan terpenuhi. Karena itu, kami juga menyerahkan bantuan logistik berupa beras, lauk cepat saji, tikar, dan kebutuhan lain,” ujar Khofifah.
Selain itu, mantan Menteri Sosial ini juga mengunjungi dapur umum yang dikelola Tagana. Dapur ini menyiapkan 5.600 nasi bungkus setiap hari untuk warga terdampak banjir.
Penanganan Warga Terdampak
Khofifah tidak hanya mengunjungi tempat pengungsian. Menggunakan perahu karet, ia menyusuri area banjir setinggi satu meter untuk membagikan makanan, roti, dan bahan pokok kepada warga yang masih bertahan di rumah mereka.
“Kami upayakan agar banjir ini segera surut,” ucap Khofifah kepada warga yang ditemuinya di lokasi.
Pengerukan Dam Siphon 24
Menurut Khofifah, penyebab utama banjir di Desa Jombok adalah pengendapan di dam siphon di aliran Avur Watudakon. Ia menegaskan perlunya pengerukan dam siphon selama 24 jam untuk memperlancar aliran air.
“Saat ini pengerukan baru dilakukan selama 4 jam. Kami akan berkoordinasi dengan BPWS Brantas, Dinas Sumberdaya Air Jatim, dan BPBD Jatim untuk memaksimalkan pengerukan ini,” jelasnya.
Selain pengendapan, keberadaan enceng gondok juga menjadi faktor penyebab banjir. Hal serupa ditemukan di Desa Tempuran, Mojokerto, yang juga terdampak banjir. Khofifah menyebut bahwa pengerahan alat berat perlu dilakukan untuk membersihkan enceng gondok dengan cepat.
Mitigasi Bencana di Musim Hujan
Khofifah menggarisbawahi pentingnya mitigasi bencana yang lebih komprehensif untuk menghadapi musim hujan. Ia optimistis bahwa dengan pengerukan dan pembersihan enceng gondok secara maksimal, banjir di Desa Jombok dapat segera surut.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. Semua pihak harus bersinergi untuk mencegah bencana yang lebih besar,” pungkas Khofifah.