Banjir Jember, 234 Rumah Warga Terendam dan Empat Jenazah Hilang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat 234 rumah terendam banjir, akibat luapan sungai yang terjadi pada Rabu, 28 Desember 2022. Selain itu, hujan deras juga menyebabkan tanah longsor di Kecamatan Mayang, Jember.
Bahkan, di Kecamatan Kaliwates, terdapat empat makam yang tergerus banjir. Sehingga empat jenazah yang ada di dalamnya hanyut terbawa arus.
Kepala BPBD Jember Sigit Akbari mengatakan, hujan deras yang terjadi sejak Rabu, 28 Desember 2022 pukul 12.30 WIB telah menyebabkan air di sungai meluap. Pada pukul 15.00 WIB, luapan terjadi di Sungai Jompo. Air meluap masuk ke rumah warga setinggi kurang lebih 75 sampai 100 cm.
Kemudian, pada pukul 17.30 WIB, luapan terjadi di Sungai Semangir, Kecamatan Kaliwates, Jember. Sungai tersebut meluap ke pemukiman penduduk dengan ketinggian mencapai kurang lebih 50 sampai 80 cm.
Tak cukup sampai di situ, hujan lebat juga menyebabkan drainase di Kecamatan Mumbulsari tak dapat menampung air. Sekitar pukul 18.40 WIB, air meluap ke pemukiman warga dengan ketinggian mencapai 10 – 30 cm.
Selain banjir, hujan lebat juga mengakibatkan tanah longsor di Kecamatan Mayang. Longsoran tersebut menutup akses jalan desa.
“Hujan lebat yang terjadi di Jember sejak kemarin siang hingga malam, selain menimbulkan banjir genangan juga menimbulkan tanah longsor,” kata Sigit, Kamis, 29 Desember 2022.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga Kamis, 29 Desember 2022 pukul 11.00 WIB. BPBD Jember mencatat damak banjir di Kecamatan Kaliwates.
Lokasi pertama Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, terdapat 70 KK yang terdampak banjir luapan. Kemudian di Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, terdapat 80 KK yang terdampak.
Selain itu, tembok rumah milik Slamet Hariono jebol seluas 3 meter persegi. Bahkan, banjir telah menggerus area pemakaman yang berada di Lingkungan Kulon Pasar.
Akibat kejadian itu, sebanyak delapan makam tergerus banjir. Dari delapan makam itu, empat jenazah yang ada di dalamnya sudah dipindah ke lokasi yang lebih aman. Sementara empat jenazah lainnya, hingga saat ini masih dalam proses pencarian.
Sejauh ini, tim SAR sudah dikerahkan untuk mencari jenazah yang hilang itu. Hingga pukul 15.00 WIB, tim SAR hanya menemukan kain kafan di delta sungai.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates menyebabkan 52 KK tergenang banjir dan satu musala.
Kemudian di Kelurahan Kepatihan terdapat 25 KK yang terdampak. Pagar rumah milik Serokya dan Ibu Dewi juga rusak. Dampak banjir juga terjadi di Desa/Kecamatan Mumbulsari, tercatat ada 7 KK yang terdampak.
Selain banjir genangan, hujan deras juga menyebabkan tanah longsor di Desa Seputih, Kecamatan Mayang. Di Dusun Padian, terdapat longsoran dengan lebar 15 meter dan tinggi 3 meter.
Kemudian di Dusun Sumberjeding, terdapat longsoran selebar 15 meter dan tinggi 10 meter dan di Dusun Tetelan terdapat longsor selebar 6 meter dan tinggi 12 meter.
Selanjutnya longsor juga terjadi di Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang. BPBD Jember mencatat, longosr di desa tersebut terjadi di Dusun Plalangan dengan lebar 6 meter dan tinggi 24 meter.
Selain menutup akses jalan, longsor juga menimpa beberapa rumah warga. Di antaranya rumah milik Nia, 71 tahun, mengalami kerusakan ringan, Halimah, 62 tahun, rusak ringan, P. Misdin, 70 tahun, mengalami kerusakan di bagian dapur.
“Hingga saat ini, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI, beberapa relawan lain masih berada di lokasi membantu korban. Termasuk juga tim SAR juga masih melakukan pencarian jenazah yang terseret arus,” pungkas Sigit.
Sementara itu, terkait jenazah yang terseret arus, Ketua RW 13 Lingkungan Pondok Panili, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Edy Suryono mengatakan, area makam yang tergerus banjir mencapai 800 meter. Lokasi pemakanan tersebut terbilang masih baru.
Awalnya, banjir menerjang pelengsengan setinggi kurang lebih 4 meter dengan panjang 18 meter. Selanjutnya banjir menerjang delapan makam yang ada di area pemakaman itu.
“Pemakaman itu masih baru, hanya ada delapan jenazah yang dimakamkan di sana,” kata Edy.
Sementara Ketua RT 05, Azis Muslim mengatakan, dari delapan jenazah yang dimakamkan di sana, empat di antaranya sudah dipindah ke sebelah utara, di dekat pos keamanan.
Warga berencana akan memperbaiki pelengsengan yang ambrol menggunakan dana swadaya. Hal itu akan dilakukan dalam waktu dekat untuk mengantisipasi bencana susulan.
Lebih jauh Azis mengatakan, dari delapan jenazah yang ada di pemakaman itu, satu di antaranya masih ada ikatan dengan Wakil Bupati Jember Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
Atas kejadian itu, pihak keluarga dari jenazah hanya ikhlas. Sebab kejadian tersebut murni akibat bencana.
“Itu bisa dikatakan masih ada hubungan dekat dengan pak Wabup, karena semasa hidupnya pernah ikut bekerja di rumah pak Wabup. Saat ini pekerjaan itu dilanjutkan oleh anaknya,” pungkas Azis.