Banjir di Lamongan Rendam 38 Desa, Ribuan Rumah Warga Tergenang
Banjir di Lamongan kian meluas. Kini, air bah sudah merambah 38 desa dari tujuh kecamatan. Sebelumnya hanya di lima kecamatan. Yakni, Kecamatan Turi, Kalitengah, Karangbinangun, Deket dan Glagah. Sedang tiga kecamatan tambahan meliputi Kecamatan Laren dan Babat.
Banjir yang melanda di dua kecamatan terakhir bukan akibat luapan sungai Bengawan Jero. Melainkan akibat melubernya sungai Bengawan Solo. Banjir kali ini sudah diprediksi sebelumnya. Bahwa, sebagai daerah hilir, kapasitas aliran Bengawan Solo di Lamongan yang merupakan aliran terakhir sebelum Gresik, dipastikan bakal naik.
Kondisi ini otomatis juga mengakibatkan banjir luapan Bengawan Jero di lima kecamatan semakin meluas. Selain itu, permukaan air genangan juga semakin tinggi.
Ini karena intensitas hujan di Lamongan juga tinggi. Sedang aliran Bengawan Solo semakin naik karena aliran air dari dibukanya Waduk Gajah Mungkur juga sudah sampai di Lamongan,. "Sehingga air di Bengawan Jero yang sudah jenuh semakin meluber," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan, M. Muslimin, Senin 20 Februari 2023.
BPBD Lamongan mendata korban banjir akibat luapan Bengawan Jero dan Bengawan Solo di delapan kecamatan ini. Sedikitnya tercatat 3.849 rumah warga dengan 1.533 kepala keluarga (KK) tergenang.
Adapun fasilitas umum yang tergenang, di antaranya jalan poros desa sepanjang 7.943 meter, jalan desa sepanjang 16.659 meter. Juga, ada sebanyak 16 lembaga pendidikan TK/PAUD, 15 MI dan 13 masjid serta empat musala. "Semuanya sudah kami koordinasikan dengan induk lembaga bersangkutan," imbuh Muslimin.
Dengan kondisi seperti ini, lanjut Muslimin, semua titik pintu air di sejumlah kecamatan yang terlintasi Bengawan Solo dinyatakan siaga merah. Sekalipun, permukaan aliran Bengawan Solo sudah mulai menurun.
"Justru Bengawan Jero yang naik, sehingga dimungkinkan banjir di kawasan Bonorowo akan meluas dan masyarakat diminta waspada," pungkasnya.