Banjir dan Longsor Libas Tiris, 2 Tewas
Hujan deras disusul banjir bandang dan tanah longsor melanda Desa Andungbiru dan Tlogoargo, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Akibatnya,dua warga dilaporkan tewas akibat hanyut terbawa banjir bandang.
“Awalnya seorang ditemukan tewas dan seorang hilang akibat tanah longsor. Belakangan, seorang yang hilang berhasil ditemukan dalam kondisi tewas. Sehingga korban tewas ada dua orang,” ujar Camat Tiris, Roby Siswanto, Selasa, 11 Desember 2018.
Korban tewas pertama diketahui bernama Siti Munawaroh, (19) asal Dusun Lawang Kedaton RT 14/ RW 4, Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris. “Sedangkan korban kedua adalah Akbar Maulana (10) dengan alamat sama dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar,” ujarnya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo merilis informasi, banjir bandang dan tanah longsor terjadi Senin malam, 10 Desember 2018 pukul 16.00 - 22.00.
Hal itu setelah lereng atas Gunung Argopuro dan Gunung Lemongan diguyur hujan deras dengan intensitas sedang – lebat disertai kilat dan petir. Akibatnya debit air di Kali Pekalen (atas) meluber.
BPBD juga melaporkan, banjir dan tanah longsor mengakibatkan, sejumlah bangunan rusak. Yakni, 6 rumah rusak berat, 1 rumah rusak ringan, 1 mushola rusak berat, 3 bangunan toko rusak berat.
"Selain itu jembatan penghubung antara Dusun Kedaton dan Dusun Lawang, Kecamatan Tiris putus," ujar Agus Subiyanto, warga Desa Andungbiru.
Syafii, juga warga Andungbiru mengatakan, korban tewas akibat rumahnya tertimpa tanah longsor.
"Informasinya, saat peristiwa longsor, ia sedang tertidur. Kami temukan korban tepat di bawah barang rumah yang terkena longsor," ujarnya.
Sementara itu putusnya jembatan penghubung Dusun Kedaton dan Dusun Lawang mengakibatkan ratusan kepala keluarga (KK) terisolasi. Selain itu material longsor berupa lumpur, bebatuan hingga kayu yang menimbun badan jalan, membuat jalur antar dusun itu tak bisa dilewati. Kendaraan roda empat, bahkan motor dan pejalan kaki juga kesulitan melintas.
"Saat ini memang belum bisa dilintasi oleh mobil. Kalau sepeda bisa saja melintas tapi lewat pematang sawah. Kalau akses jalannya memang benar-benar tertutup oleh batu, tanah dan kayu,” kata Kaposek Tiris AKP Supariyono, Selasa. (isa)
Advertisement