Banjir Bojonegoro, Saatnya Pemilik Tambak Rajin Buru Ular Sawah
Hujan deras dan banjir, para pemilik tambak ikan di Bojonegoro rajin berburu ular sawah yang dianggap benalu karena menghabiskan ikan peliharaan di tambak.
Biasanya ular sawah akan keluar dari sarangnya saat banjir datang. Hujan deras lebih dari satu jam lamanya membuat beberapa tempat di Bojonegoro banjir, termasuk menggenangi tambak.
Pemilik tambak, biasanya hafal betul, kapan ular keluar dari sarangnya dan memburu ikan peliharaan.
Adalah Darno, 62 tahun, pemilik tambak ikan di Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota Bojonegoro. Pria ini akan rajin ke tambaknya, berburu ular. "Ular sawah dan air benalu dan merugikan petambak ikan," ujarnya pada Ngopibareng.id Minggu 8 Mei 2022.
Ada lebih dari 10 ular yang berhasil ditangkap saat banjir datang pada Minggu malam. Di antaranya ular air, ular sawah juga ular bandotan yang berhasil ditangkap. Ular berukuran jempol kaki hingga tangan dewasa ditangkap lalu dibunuh.
Menangkap ular di tambak ikan hampir dilakukan setiap hari. Tetapi pada banjir kali ini, jumlah yang didapat, lumayan banyak.
Hobinya membersihkan ular ini pula yang membuatnya banyak dimintai tolong para pemilik tambak dan pengelola pemancingan. Padahal Sarno sendiri mengaku bukan seorang anti bisa ular (pawang ular). "Saya bukan pawang ular, tapi hobi saja, karena jenis yang ditangkap bukan ular berbisa," imbuhnya.
Di Kecamatan Kota Bojonegoro dari 17 desa/kelurahan, terdapat lahan tambak ikan juga pemancingan. Di antaranya di Kelurahan Sumbang, Kelurahan Ledok Kulon, Kelurahan Jetak, juga di Kelurahan Klangon. Lokasinya tak jaug dari Sungai Bengawan Solo, yang melintas di Kota Bojonegoro.
Para pengelola pancingan dan tambak ikan, sebagian terdata di Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro. Para petambak kerap mendapatkan penyuluhan terutama terkait pengelolaan pakan ikan, pembibitan dan juga pembesaran ikan hingga hewan predator pengganggu ikan. Seperti ular, juga burung tertentu pemakan ikan.