Banjir Bengawan Solo Surut, Puluhan Rumah di Blora Tergenang
Debit air sungai Bengawan Solo berangsur menunjukkan tren penurunan. Banjir yang menggenangi pemukiman warga tampak surut. Namun, sejumlah rumah di wilayah Kabupaten Blora masih tergenang.
Seperti di Desa Jimbung Kecamatan Kedungtuban. Sebanyak 24 rumah masih tergenang air, meskipun air berangsur surut. “Ketinggian rata-rata mencapai 20 – 50 cm,” kata Kepala Desa Jimbung, Pasrah, Senin 11 Maret 2024 siang.
Dikatakannya, tidak ada warganya yang mengungsi meski rumahnya tergenang air. “Sekarang sudah surut, warga tidak mengungsi,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya tengah mengajukan permohonan bantuan untuk warganya yang rumahnya kebanjiran. “Semetara ini belum ada bantuan yang datang. Tapi sudah mengajukan ke kecamatan dan BPBD,” ungkapnya.
Pasrah menambahkan, air luapan Sungai Bengawan Solo mulai masuk ke pemukiman warga mulai Minggu 10 Maret 2024 pagi. Itu disebabkan wilayah hulu mengalami hujan lebat dalam durasi waktu cukup lama. “Sehingga air sungai Bengawan Solo meluap sampai ke pemukiman warga,” ujar Pasrah.
Hal yang sama juga terlihat di Kecamatan Cepu. Banjir yang menggenangi jalan dan lingkungan perkampungan mulai surut.
Warga Lingkungan Balun Saudagaran, RT 001 RW 007 Kelurahan Balun, Kecamatan Cepu, menyampaikan, jika debit air mulai surut. Sejak pukul 22.00 WIB, semalam, debit air menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Menurut dia, ketinggian sempat sampai lutut di jalan lingkungan. “Kemarin terdata ada 3 rumah terdampak. Di dalam rumah ketinggian air sampai mata kaki,” katanya.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BPBD Blora, Agung Triyono, luapan air Bengawan Solo berangsur mulai surut. Setiap jam turun 2 centimeter (cm)
Sekarang ini, sebagian wilayah masih terendam banjir. “Ada yang surut ada yang belum," jelas Agung.
Agung Triyono menjelaskan, pihak BPBD Kabupaten Blora masih terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, terkait dengan dampak banjir tersebut.