Banjir Bandang Kembali Landa Dua Desa di Dringu, Probolinggo
Setelah akhir Februari lalu dilanda banjir bandang, dua desa di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, kembali diterjang banjir serupa, Senin malam, 8 Maret 2021. Banjir kiriman dari lereng atas pegunungan Bromo itu akhirnya surut, Selasa pagi, 9 Maret 2021.
Terjangan banjir kali ini lebih besar dibandingkan dengan dengan dua banjir sebelumnya, 27 dan 28 Februari 2021 lalu. Hal itu bisa dilihat dari luasan kawasan yang terendam banjir di dua desa, Dringu dan Kedungdalem.
“Banjir Senin malam lebih besar, pagar rumah saya sampai jebol diterjang banjir,” ujar Didik Hariyanto, warga Desa Kedungdalem.
Harta lainnya yang rusak terendam banjir adalah mobil dan motor miliknya. Didik memperkirakan kerugian material yang dialaminya sekitar Rp200 juta. Kini, ribuan warga disibukkan dengan pembersihan rumah dari endapan lumpur.
Banjir bandang melanda Dringu dan Kedungdalem mulai Senin sore sekitar pukul 17.30. “Ketinggiann air sekitar 1,5 meter. Pada pukul 19.30, akibat terjangan banjir, pagar rumah saya roboh,” kata Didik.
Sejak usai ashar, tanda-tanda banjir bandang bakal melanda dua desa di pesisir pantai utara itu sudah ramai di media sosial. Sejumlah warga mengunggah informasi, bagian hulu Sungai Kedunggaleng mengalirkan arus besar.
“Sungai di bagian atas di Bantaran, dekat rumah saya, air keruh dan deras. Saya langsung memperingatkan warga melalui media sosial agar waspada,” kata Dewi, warga Kecamatan Bantaran.
Dan benar, berselang sekitar dua jam kemudian, dua desa di Kecamata Dringu dilanda banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng . Meski tidak sebesar di Dringu, banjir badang juga melanda Desa Jorongan, Kecamatan Leces. Bahkan air sampai meluber di jalan nasional Probolinggo-Lumajang.
“Soalnya, sungai yang mengalir di Jorongan ini juga sungai yang sama dengan yag meluber di Kecamatan Dringu,” ujar Aminudin, warga Desa Jorongan.
Menjelang maghrib hingga malam hari, warga Dringu dan Kedungdalem pun disibukkan dengan memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Sebagian warga sampai ada yang pingsan, sehingga harus dievakuasi.
Para petugas dan relawan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo pun bersiaga selama semalam suntuk. Mereka sempat menyusuri Jalan Daendels di kawasan pantai utara Kecamatan Dringu itu untuk mengevakuasi warga berusia lanjut dan anak-anak.
Evakuasi warga menggunakan perahu karet dan mobil rescue. Sebagian petugas juga membagikan nasi bungkus bagi warga yang terdampak banjir. BPBD memperkirakan sekitar 1.700 kepala keluarga (KK) atau setara 7.000 jiwa terdampak banjir bandang.
Sementara itu Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo mengatakan, banjir yang terjadi di Dringu merupakan banjir kiriman dari kawasan atas (lereng pegunungan Bromo).
“Kawasan hulu Sungai Kedunggaleng di lereng pegunungan Bromo seperti di Kecamatan Sumber, Kuripan, dan Kecamata Bantaran diguyur hujan deras,” katanya.
Advertisement