Banjir Akibat Topan Vamco di Filipina, 26 Orang Meninggal
Polisi mengumumkan sedikitnya 26 orang meninggal akibat Topan Vamco di Filipina. Puluhan lain masih hilang akibat banjir dan hujan derah di Manila.
Di Luzon, sebanyak 14 orang menghilang setelah Topan Vamco menerpa Filipina. Ribuan warga kehilangan rumah akibat terendam air dan banyak jalan raya berubah menjadi sungai.
Banyak warga tak teraliri listrik atau terpenuhi kebutuhan airnya pada Jumat pagi, di mana banjir mulai surut.
Di Kota Marikina, salah satu wilayah yang terdampak paling berat, penghuni mulai membersihkan rumahnya dari lumpur dan sampah lain yang terbawa air. Di antaranya seperti televisi, sofa, hingga sepeda kayuh.
Banyak warga yang mengungsi di atap rumah, dan pemerintah telah menyelamatkan sedikitnya 6.000 orang di antaranya. "Kami akan berhenti mencari jika pemerintah setempat mengatakan semua penduduknya telah ditemukan," kara Mark Timbal, juru bicara lembaga penanganan bencana kepada radio DZMM.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menjanjikan tempat pengungsian, bantuan berupa barang dan bantuan keuangan, serta konseling, pada Kamis lalu. Polisi, tentara, dan penjaga pantai diturunkan untuk membantu proses penyelamatan.
Sedangkan kelas virtual di Luzon tetap dihentikan.
Sebelumnya, pemerintah disebut terlambat memberikan peringatan atas bencana ini. Namun juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan jika pemerintah bertindak cepat. "Sayangnya, kami tak bisa mencegah air yang cepat sekali naik, tapi kami pastikan tak ada satu pun yang akan tertinggal," katanya.
Pemerintah juga mengatakan banyak warga yang tak mendengarakan imbauan untuk segera mengungsi sebelum air bah datang.
Vamco sendiri menjadi topan pertama yang menerpa Filipina selama dua bulan terakhir. Kini Vamco disebut semakin kuat dan bergerak menuju Vietnam di mana banjir telah menewaskan sedikitnay 160 orang selama bulan lalu. (Alj)