Bani-Sadr, Presiden Pertama Iran Meninggal di Pengasingan
Presiden pertama Iran, Abolhassan Bani-Sadr, wafat di usia 88 tahun. Bani-Sadr meninggal di Paris, Prancis, setelah lama sakit, menurut keterangan dari keluarganya.
“Keluarganya ingin Bani-Sadr dimakamkan di Versailles, pinggiran Kota Paris, tempat dia tinggal selama pengasingannya,” kata salah satu pembantu setianya, Paknejad Jamaledin dilansir Reuters, Minggu 10 Oktober 2021.
Bani-Sadr adalah presiden pertama Iran yang menjabat setelah Revolusi Islam tahun 1979 di bawah pimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Dia menjabat presiden sejak 4 Februari 1980, dan dimakzulkan oleh Parlemen Iran pada 20 Juni 1981. Setelah dilengserkan, Bani-Sadr lari ke Prancis dan mengasingkan diri di sana hingga akhir hayatnya.
Istri dan anak-anaknya menuturkan, Bani-Sadr meninggal di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere Paris.
Menikmati Kebebasan di Prancis
Dalam mengumumkan kematiannya, di situs web keluarganya, tertulis Bani-Sadr telah “mempertahankan kebebasan dalam menghadapi tirani dan penindasan baru di nama agama”.
Keluarganya ingin dia dimakamkan di Versailles, pinggiran kota Paris, tempat dia tinggal selama pengasingannya, asistennya yang sudah lama, tutur Jamaledin Paknejad.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada tahun 2019, mantan presiden Bani-Sadr mengatakan bahwa Ayatullah Ruhollah Khomeini telah mengkhianati prinsip-prinsip revolusi setelah berkuasa pada tahun 1979.
Ia menambahkan, dirinya telah meninggalkan rasa "sangat pahit" di antara beberapa dari mereka yang telah kembali bersamanya ke Teheran dengan penuh kemenangan.
Bani-Sadr mengenang bagaimana 40 tahun sebelumnya di Paris, dia berada yakin bahwa revolusi Islam pemimpin agama akan membuka jalan jalan bagi demokrasi dan hak asasi manusia setelah pemerintahan Syah.
“Kami yakin bahwa seorang pemimpin agama melakukan dirinya sendiri dan bahwa semua prinsip ini akan terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah kita,” katanya mengatakan dalam wawancara.