Bangun Perpustakaan Khofifah di An-Nur, Perkuat Minat Baca Masyarakat
Minat baca masyarakat perlu ditopang dengan pelbagai fasilitas untuk kepentingan bersama. Di antaranya, keberadaan perpustakaan.
Dengan perpustakaan, sekelompok masyarakat bisa membuka wawasan dengan mempertajam minat baca dan selera membaca. Sehingga, ilmu pengetahuan bisa mudah terserap.
Pesantren Mahasiswa "An-Nur" Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur, membangun perpustakaan pesantren yang diberi nama "Perpustakaan Khofifah Indar Parawansa" sesuai nama pemberi wakaf yang juga tokoh Muslimat NU dan Gubernur Jatim 2019-2024 itu.
Pembangunan perpustakaan dengan tanah seluas hampir 140 meterpersegi (6,9x20) itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh mantan Rektor UINSA Surabaya, tokoh NU dan Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) Prof DR KH Ridlwan Nasir MA di sisi timur pesantren itu, Sabtu 11 Mei 2024.
Wakaf saat Umrah
"Saya menerima wakaf tanah ini dari Ibu Khofifah saat saya umrah di Tanah Suci pada 27 Ramadhan 1445 H, karena itu sepulang ke Surabaya, saya langsung ke rumah beliau membahas wakaf tanah yang akan kami gunakan perpustakaan itu," kata pengasuh Pesantren Mahasiswa (Pesma) An-Nur, Wonocolo, Surabaya, Prof DR KH Imam Ghazali Said MA.
Menurut Kiai Imam Ghazali Said, ada tiga pesantren di dunia yang menjadi besar karena wakaf dari masyarakat, diantaranya Universitas Al-Azhar yang merupakan pesantren dan universitas ternama di dunia itu, dua pesantren serupa lainnya berada di Marokko dan Tunisia.
"Saya berharap pesantren yang merupakan wakaf dari orang tua kami dan masyarakat ini juga bisa besar seperti pesantren kelas dunia itu. Saat ini, pesantren kami sudah mencetak empat mencetak empat profesor yakni dua profesor di Malang-Jatim dan dua profesor di NTB," kata Kiai Imam Ghazali Said.
Bahkan, katanya di sela-sela acara peresmian itu, dua profesor di NTB yang alumni Pesantren Mahasiswa An-Nur itu kini menjadi ketua NU dan Muhammadiyah di NTB. "Semoga, pesantren kami akan banyak melahirkan tokoh yang sangat penting dalam dakwah Islam," katanya.
Saat ini, Pesma An-Nur di Gang Modin 10-A, Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya itu memiliki 30 santri hafidz (hafal Al-Qur'an), tapi sebagian masih ada yang belum 30 juz, karena itu mereka kini dibina secara khusus.
"Untuk memotivasi mereka agar mampu meningkatkan dan mempertahankan hafalannya itu kami adakan sema'an Al-Qur'an secara rutin selama dua hari untuk seorang santri. Semoga pesantren kami mampu memotivasi mereka seperti yang dilakukan almarhum Gus Miek," ujarnya.
Menanggapi peletakan batu pertama perpustakaan pesantren di atas tanah wakaf darinya itu, Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa mengucapkan terima kasih atas ikhtiar Kiai Imam Ghazali Said dan Pesma An-Nur dalam mengembangkan wakaf tanah darinya.
"Bismillah, semoga manfaat dan barokah. Aamiin Allohumma Aamiin," kata politisi perempuan yang selama ini menekankan pentingnya kualitas sumberdaya manusia secara akademik agar berseiring dengan kualitas akhlak/kesalehan itu.
Advertisement