Bangun Madrasah, Fakta Muslim Filipina Belajar ke Indonesia
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendis Muhammad Ali Ramdhani menjelaskan, madrasah di Indonesia pada dasarnya adalah sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah satu, tambahan pelajaran agama.
“Bedanya satu, bahwa kami menambahkan pelajaran agama sebagai inti penyelenggaraan madrasah. Sehingga kami tidak merubah, tapi menambah," tuturnya, dalam keterangan dikutip Kamis 15 September 2022.
Ia menegaskan hal itu, saat menerima kunjungan Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah, dan Teknik dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (MBHTE BARMM) Filipina, yang berencana membangun Madrasah Negeri di negara Mutiara Laut Orien.
Mereka berguru ke Indonesia dalam hal membangun, membuat kebijakan serta implementasi kebijakan.
Saat berkunjung ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI (Kemenag) di Jakarta, rombongan yang terdiri dari 16 orang ini diterima oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendis Muhammad Ali Ramdhani.
Pengembangan Lembaga Pendidikan
Lebih jauh pria yang akrab disapa Kang Dhani menjelaskan, rombongan dari Filipina yang sedang benchmarking ini akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al Hamid Jakarta Timur, Ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta dan MAN Insan Cendekia (IC) Serpong Tangerang Selatan.
Kang Dhani menjelaskan, saat ini Kemenag melayani sebanyak lebih dari 77.000 lembaga madrasah, sebanyak 700 lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta, dan melayani 35.000-an Pondok Pesantren yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia.
“Ini adalah angka luar biasa dan semua ini ditangani secara struktural oleh Ditjen Pendis. Sehingga bisa dikatakan ini adalah Direktorat paling besar di Indonesia,” kata alumi ITB Bandung ini di Kantor Kementerian Agama RI, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta.
Selain itu, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menjelaskan bahwa, praktik baik alias berguru tentang penyelenggaraan madrasah ini juga selayaknya bisa lakukan pihak Kemenag sendiri. Artinya tidak ada salahnya berguru ke Filipina, khususnya ke Moro.
“Sebetulnya, benchmarking penting, karena kita saat ini melakukan terobosan bahwa ada tantangan kepada generasi di masa depan. Lalu, kurikulum kami rancang, agar mampu menjawab masa depan anak madrasah. Maka, di Madrasah Aliyah kami lakukan rekonstrusksi kurikulum dengan Cambridge sehingga alumni diterima di kampus terkemuka di dunia,” papar Kang Dhani.
Berguru pada Indonesia
Dirjen Madaris Bangsamoro Filipina Tahir G Nalg mengungkapkan, alasan mereka berguru ke Indonesia ini karena karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim yang terbesar di dunia. “Selain itu, kami bisa menginterpretasikan kata ‘moderasi’ dengan Indonesia,” tukas Tahir.
Selanjutnya, Tahir mengungkapkan bahwa lulusan madrasah yang ada di Bangsamoro saat ini masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh penyedia, lanjutnya lagi, bahwa lapangan kerja untuk lulusan Madaris alias Madrasah dari Bangsamoro ia akui masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan sekolah umum.
“Kita ingin belajar, bagaimana lulusan pesantren dan madrasah dapat berkancah di dunia kerja layaknya lulusan sekolah umum,” jelasnya Tahir G Nalg.
Rombongan yang tergabung dalam MBHTE BARMM berkunjung ke 4 lembaga Pendidikan sejak Senin awal pekan ini, Selanjutnya mereka berkunjung ke Madrasah Istiqlal di Kompleks Masjid Istiqlal Jakarta. Dalam kunjunga tersebut didampingi oleh konsultan pendidikan, Bahrul Hayat, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi KSKK Madrasah, Suwardi, Kasubdit Kelembagaan KSKK Madrasah, Papay Supriatna.
Dalam kunjunga ke beberapa lembaga Pendisika Islam, baik madrasah hinga pesantren, Dirjen Madarasai Bangsamoro ini mengakui bahwa timnya sangat terkesan dan banyak belajar dari kunjungan-kunjungan yang telah mereka lakukan.
“Kami sangat berharap bisa mengadopsi hal hebat yang diterapkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia. Kedepannya, semoga kami bisa mengirim delegasi kami untuk belajar langsung di madrasah dan pesantren di Indonesia agar langsung bisa diterapkan di madrasah kami,” tutup Tahir di Tangerang Selatan, Selasa 13 September 2022.
Advertisement