Bangun Kekuatan Civil Society, Begini Pertemuan PGRI di PBNU
Ketua umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosidi mengungkapkan, organisasi yang dipimpinnya dan NU mempunyai kesamaan, yakni sama-sama berkomitmen menjaga NKRI.
"Kami dan NU memiliki banyak kesamaan. Kesamaan membangun NKRI. Kami selalu menjaga NKRI. Kami juga menjaga kesatuan dan persatuan. Karena kesamaan ini, kami berharap bisa berjalan bersama-sama. Kami ingin bersama-sama (dengan NU)," tuturnya, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 22 Januari 2019.
PGRI mengakui peran NU dalam membangun Indonesia. Baginya, NU merupakan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Bahkan sambungnya, atas jasa tersebut, Indonesia berhutang pada NU.
"Indonesia punya hutang kepada NU. Kita semua tahu bahwa NU punya peran besar dalam membangun NKRI ini," kata Unifah Rosidi.
"Kami dan NU memiliki banyak kesamaan. Kesamaan membangun NKRI. Kami selalu menjaga NKRI. Kami juga menjaga kesatuan dan persatuan. Karena kesamaan ini, kami berharap bisa berjalan bersama-sama. Kami ingin bersama-sama (dengan NU)," kata Ketua Umum PGRI Unifah Rosidi
Sebelumnya, jajaran PB PGRI mengadakan silaturahim ke PBNU di Jakarta, diterima langsung ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Sementara itu, KH Said Aqil Siroj mengemukakan, NU merupakan kekuatan masyarakat sipil yang tidak berpolitik praktis. Bagi NU, Indonesia merupakan negara damai.
"NU bukan kekuatan politik praktis, tapi politik kebangsaan. NU membangun kekuatan civil society (peradaban masyarakat)," kata Kiai Said.
Kiai Said juga mengatakan, upaya mempertahankan NKRI tidak hanya dari aspek geografi saja, tetapi juga dari sisi budayanya. Kiai Said menyebut bahwa budaya Indonesia luhur.
"Kita punya tradisi halal bi halal, haul. Itu budaya kita. Jadi kita punya budaya yang sangat luhur sangat agung," ucapnya.
Pada pertemuan tersebut, Kiai Said didampingi sejumlah Ketua PBNU diantaranya KH Abdul Manan Ghoni, H Robikin Emhas, dan H Eman Suryaman. (adi)
Advertisement