Ini Alasan Mengapa Peringatan Setahun RSDC dengan Main Angklung
Genap satu tahun Wisma Atlet Kemayoran ini disulap menjadi Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) khusus bagi pasien suspek korona. Sebagai apresisasi serta untuk memberi semangat kepada pasien maupun tenaga medis di RSDC, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajak bermain angklung bersama pada Peringatan Satu Tahun Melawan COVID-19. Lebih dari 1.500 pasien dan tenaga kesehatan bermain angklung bersama seniman angklung.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid berharap, aksi ini bisa berkembang terus dengan melibatkan lebih banyak seniman lain dari berbagai bidang.
RSDC yang biasa senyap dibangkitkan diramaikan permainan alat musik tradisional Jawa Barat Angklung, yang diakui Unesco sebagai warisan budaya asli Undonesia. Lagu lugu riang yang mereka dendangkan, seperti Kicir-Kucir, Burung Dadali, dan Mojang Priangan, memberikan semangat baru bagi petugas medis dan pasien di RSDC Wisma Atlet Kemayoran yang pernah dipergunakan untuk menampung peserta Asian Games ke 18 tahun 2018.
Hilmar Farid menyatakan bermain angklung bersama ini sebagai pesan kepada petugas kesehatan, dokter, perawat dan semua tenaga kesehatan lainnya bahwa masyarakat mengapresiasi kerja keras, pengorbanan dan perjuangan mereka melawan COVID-19. tutur Hilmar,
Menurut Hilmar, diskusi tentang pemulihan COVID-19 selama ini lebih berfokus pada intervensi medis saja, seperti vaksin. Sementara banyak riset yang menunjukkan bahwa seni sebagai aktivitas yang menyenangkan, berhubungan erat dengan peningkatan imunitas tubuh.
“Saya sendiri pernah dikarantina 18 hari karena COVID-19, sehingga merasakan kegigihan petugas dalam menyelamatkan pasien Covid-19 yang ditanganinya," kata Hilmar dalam keterangan tertulisnya Kamis 25 Maret 2021.
Menurut Hilmar kalau kegiatan kesenian dapat diselenggarakan secara masif, maka gerakan ini bisa memperkuat persatuan melawan COVID-19. Di samping memulihkan kesehatan juga memulihkan ekonomi kelompok kesenian yang sedang dilanda krisis.
"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui,” kata Hilmar.
Acara Peringatan Satu Tahun Melawan COVID-19 diselenggarakan di RSDC Wisma Atlet dengan protokol kesehatan ketat sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Nomor 20/KB/2020.
Masyarakat bisa menyaksikan pertunjukan tersebut secara daring melalui kanal youtube budayasaya.
Setelah satu tahun pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, terus berkurang dalam beberapa hari terakhir. Kini, jumlah tempat tidur yang tersedia di RSD Wisma Atlet lebih banyak dibandingkan jumlah pasien yang dirawat.
Berdasarkan data per Selasa 23 Maret 2021 pukul 08.00 WIB, pasien Covid-19 yang tengah dirawat di RS Wisma Atlet berjumlah 2.296 orang. Humas RS Wisma Atlet Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan, ada pengurangan jumlah pasien dibanding data sehari sebelumnya.
"Jumlahnya berkurang 118 orang dari hari kemarin. Semula 2.414 menjadi 2.296," kata Aris saat dikonfirmasi ngopibareng.id Kamis 25 Maret 2021.
Aris menyebut pasien yang tengah dirawat itu terdiri dari 1.151 laki-laki dan 1.145 perempuan. Mereka mengalami gejala ringan hingga sedang. Mereka dirawat di empat tower, yakni tower 4, 5, 6 dan 7.
Adapun kapasitas tempat tidur di keempat tower itu adalah 5.994. Sehingga saat ini keterisian tempat tidur di RS Wisma Atlet terisi 38,3 persen
Ada 3.698 tempat tidur yang masih tersisa atau 61,7 persen
Sejak beroperasi 23 Maret hingga hari ini, akumulasi pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet mencapai 75.445 orang.
"Pasien yang sudah keluar sebanyak 73.149 orang, dengan rincian pasien rujuk ke RS lain 741 orang, pasien sembuh 72.321 orang, dan meninggal 87 orang," kataKolonel Marinir Aris Mudian.
Advertisement