Bangkit dari Pandemi, Royal Regantris Siapkan Berbagai Inovasi
Sektor pariwisata dan perhotelan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak ketika pandemi COVID-19. Tidak ada tamu yang datang dan okupansi hotel terjun bebas hingga mencapai 0 persen.
Kondisi ini pun juga dialami Royal Regantris Hospitality. Holding perhotelan dan pariwisata yang memiliki enam hotel, BAR dan fastboat tersebut mengalami masa tersulit selama dua tahun terakhir.
Berbicara mengenai masa-masa sulit ketika pandemi COVID-19, COO Royal Regantris Hospitality, Rudy Hermawan pun sering terbawa emosi. "Ketika pandemi 2021 awal okupansi paling tinggi delapan kamar, paling rendah 0 kamar dan itu sering terjadi ketika pandemi," ujar Rudi di depan awak media.
Bahkan, pihaknya sempat menutup selama tiga bulan hotelnya yang ada di Surabaya, yakni Royal Singosari Cendana dan Regantris Hotel. Berbagai usaha untuk tetap bertahan pun dilakukan, mulai dari mengurangi gaji karyawan juga dengan mengurangi bebannya, artinya karyawan masuk tidak setiap hari alias bergantian.
"Kalau kiat untuk survive selama ini ya Mantap (makan tabungan). Kami berusaha tidak menutup hotel dengan teman-teman tidak menerima gaji penuh. Setiap hari bergiliran hadir, setiap orang 20 hari kerja. Ketika pandemi juga satu orang harus bisa semua tugas departemen, karena orang terbatas," ceritanya.
Kini pandemi COVID-19 sudah mulai mereda, sektor pariwisata dan perhotelan termasuk pihaknya juga bersiap untuk bangkit. Dalam kebangkitan pasca pandemi ini, Royal Regantris Hospitality tak ingin bangkit sendirian, pihaknya menyiapkan berbagai macam inovasi dengan menggandeng berbagai pihak.
Gandeng UMKM Sekitar
Rudi Hermawan mengatakan, kebangkitan pasca pandemi ini pihaknya menyambutnya dengan re-branding dan melakukan kerja sama dengan Camat Tegalsari untuk pembinaan UMKM. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan MoU.
Kerjasama ini di bidang pemasaran dan pembinaan kualitas produk UMKM. Beberapa produk UMKM dari mulai makanan dan kain batik juga sudah ter-display di Lobby Hotel Royal Singsosari Cendana.
"Potensi UMKM di Surabaya, khususnya di sekitar hotel ingin kami gali. Kenapa? Karena setiap ada tamu, dari dinas misalnya selalu membawa keluarga. Nah, keluarganya ini selalu tanya tempat jual ini di mana ya, tempat kuliner di mana ya, ini yang ingin kami fasilitasi, kalau dari UMKM sudah ada mereka tidak perlu cari-cari lagi," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dalam peningkatan mutu produk UMKM, terutama dalam hal packaging. "Di sini kami juga memberikan masukan untuk UMKM mengenai packaging dan lain-lainnya, agar kualitas menjadi baik dan bisa bersaing,"ujarnya.
2. New Normal Wedding.
Menurut Rudi, salah satu awal kebangkitan hotelnya ialah saat mengadakan new normal hotel yang lantas diikuti hotel lainnya.
"Kita kerjasama dengan desainer dan MUA yang sudah lama juga mendambakan acara. Awal hotel di Surabaya mengadakan new normal weding berangkat dari hotel ini. Program di expose new normal wedding," tambah Rudi.
Ia menceritakan, dengan konsep new normal wedding mulai ada beberapa pasangan yang berani mengelar acara, meskipun dengan tamu yang tidak terlalu banyak dan berbagai aturan new normal yang harus diterapkan.
"Dari sini mulai banyak pasangan yang mau gelar acara private di hotel," tambahnya.
3. Menu Makanan dengan Konsep Fusion.
Inovasi yang dihadirkan lainnya ialah menu makanan yang mengawinkan westren dan Indonesian food. Hidangan seperti pizza dengan sambal kecombrang, bebek bumijo (bubuk ijo) dan mokctail bunga telang menjadi signature menu yang dihadirkan.
"Disini kami menghadirkan menu makanan western yang dikawinkan dengan makanan Indonesia. Seperti pizza sambel kecombrang dan bebek bumijo," terang Natalis Yapto, Excekutive Chef Cluster Regantris Hotel.
Meski demikian, dalam olahan menu makanan fushion ini juga tetap mengunakan rempah-rempah. Seperti bebek bumijo, sambal ijonya mengunakan tiga jenis rempah-rempah yang diolah kemudian disaring.
"Untuk itu sambalnya lebih halus dari bebek ijo pada umumnya. Agar rempah-rempah meresap sampai daging bebek, bebek bumijo melalui 3 kali proses, pertama diungkep selama 2 sampai 3 jam, lalu digoreng dan terakhir di oven dengan suhu 180 derajat," imbuhnya.