Bangka Culture Wave Makin Berpamor, Ribuan Wisman Terciduk Abis...
Perhelatan Bangka Culture Wave 2018 semakin bergairah. Sejak dibuka Sabtu (24/3), 5.500 orang sudah berkunjung ke Tongacie de'Locomotif, Sungailiat, Bangka. Atau lokasi Bangka Culture Wave 2018.
“Bangka Culture Wave tahun ini berbeda. Wisatawan jauh lebih antusias. Peningkatannya cukup signifikan, apalagi baru beberapa hari dilaunching,” ungkap Kurator Bangka Cultural Wave Festival Anton Soegito Poetra.
Geliat wisatawan sebenarnya sudah terlihat sejak launching. Usai dibuka, Bangka Culture Wave Festival langsung menyedot perhatian publik.
Sedikitnya 1.500 wisatawan memadati kawasan Pantai Tongacie. Mereka terlihat menikmati berbagai menu hiburan. Mulai dari musik, dan tari antar budaya.
Wisatawan juga sangat antusias menikmati pertandingan Barongsai di hari pertama. Mereka tetap memadati venue meski turun hujan. Wisatawan nyaris tidak bergerak meski pertandingan Barongsai berlangsung hingga malam.
Menurut Anton, jumlah pengunjung pada awal festival tahun ini, lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
“Kami terkejut dengan tingginya animo wisatawan yang datang ke sini. Saat hujan dan pertandingan Barongsai selesai, mereka tidak bubar atau pulang. Mereka tetap menunggu di sini,” lanjutnya lagi.
Antusiasme wisatawan bertambah tinggi di hari kedua festival. Sekitar 4.000 terlihat memadati kawasan Pantai Tongacie. Menurut Anton, wisatawan sangat tertarik dengan show Seni Budaya Antar Bangsa.
Sebab, beragam musik dari berbagai negara ditampilkan. Lengkap dengan aransemen yang unik dan menarik. Tambah menarik karena musik-musik itu dikolaborasikan dengan tarian kontemporer.
“Jumlah wisatawan pada hari kedua jauh lebih besar. Mereka terlihat tertarik dengan keunikan kolaborasi Seni Budaya Antar Bangsa. Para wisatawan tampak sangat menikmati. Pertunjukan ini memang unik. Mereka yang tampil itu adalah seniman-seniman hebat,” terang Anton lagi.
Mengusung tema 'Coming Home', Bangka Culture Wave menyajikan aneka seni dan budaya dari berbagai negara. Ada Amerika Serikat, Argentina, Venezuela, dan Hongaria.
Menggunakan kekuatan vokal penyanyi Hongaria, wisatawan dibuat terpukau. Konsep yang ditampilkan adalah medley. Racikan musik mereka terasa pas dengan suasana alam Pantai Tongacie.
“Pertunjukan Seni Budaya Antar Bangsa ini jarang ada di sini. Pertunjukan mereka mampu menarik minat wisatawan. Kolaborasinya bagus. Di sini kalau Barongsai dan tari-tarian itu biasa, tapi Seni Budaya Antar Bangsa ini memberi warna lain. Jadi nilai jualnya di situ,” kata Anton lagi.
Untuk membuat wisatawan semakin antusias, branding lebih kencang akan dilakukan. Promosi melalui media sosial semakin digenjot. Branding juga dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Banner pun disebar mulai dari bandara hingga jalan-jalan menuju ke Pantai Tongacie.
“Promosi di media sosial tetap dilakukan. Dikombinasi dengan media cetak dan elektronik. Frekuensi promosi terus dinaikan setelah pembukaan festival, khususnya melalui media sosial. Yang jelas kami optimistis bisa terus menjaga bahkan menaikan kunjungan wisatawan,” ujarnya.
Kemeriahan Bangka Culture Wave Festival juga diakui oleh Wakil Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Iqbal Alamsjah. Iqbal menjelaskan, konsep unity indiversity sudah terserap dengan baik di Bangka.
Tingginya antusiasme wisatawan dan sukses melakukan inovasi pun mendapat apresiasi Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Mereka luar biasa. Hanya dalam beberapa hari mampu mendatangkan ribuan wisatawan. Festival ini tampaknya harus lebih berani berinovasi dan bereksperimen untuk tahun depan. Semoga penyelenggaraan Bangka Culture Wave Festival saat ini sukses besar. Enjoy Bangka,” pungkasnya. (*)