Bandeng Mentari Sediakan Banyak Varian Rasa
Rasanya belum afdol kalau ke Kota Gresik tapi belum mencoba ‘Bandeng Mentari’. Tapi jangan salah, olahan Bandeng Mentari ini tak bikin ribet saat dimakan karena durinya yang banyak. Olahan Bandeng Mentari ini, durinya ada yang sudah dicabuti. Jadi tak perlu khawatir tersedak duri saat dimakan. Coba saja kunjungi pusat produksi Bandeng Mentari di Jalan Pendopo No. 7 Sembayat, Manyar Gresik.
Adalah Anim Falahudin yang sukses membuat bandeng menjadi makanan khas Gresik. Dengan kreasinya dia berhasil membuat berbagai macam olahan bandeng. Tak hanya digoreng, tapi di tangan pria yang akrab disapa Udin ini, bandeng bisa diolah menjadi 22 varian rasa. Misalnya saja bandeng cabut duri, otak-otak, pepes, presto, sapit, dan berbagai rasa lainnya.
“Sebetulnya saya bikin olahan bandeng ini untuk mengangkat Kabupaten Gresik, yang kaya dengan ikan bandeng. Dan kita memanfaatkannya dengan baik untuk berinovasi,” ujar Udin.
Kata dia, banyaknya varian olahan bandeng yang ia ciptakan ini juga bertujuan untuk mempertahankan konsumen. Agar mereka tak cepat bosan dan bisa tetap menyukai bandeng. Dengan demikian, potensi bandeng yang melimpah di kota pudak ini tetap bisa terserap oleh pasar.
“Bahan baku kami ambil dari daerah Mengare, Bungah, Kabupaten Gresik. Sebab di sana potensi ikan bandeng dalam sehari bisa sampai antara tiga sampai empat ton,” ucapnya.
Melihat potensi itu, Udin memutuskan mengambil ikan bandeng yang masih fresh dari sana. Dalam sehari ia berbelanja 300 kg untuk dibuat olahan ikan Bandeng Mentari produksinya.
“Kadang maksimal tiga hari saya mengambil ikan dari sana, itu pun tergantung pasar dan permintaan pelanggan,” katanya.
Udin mengatakan produk yang telah ia buat ini sudah sampai di seluruh Jawa Timur. Tapi paling banyak pesanan datang dari Surabaya, Malang, Mojokerto dan Jombang. Pangsa pasarnya rumah makan dan restoran di daerah-daerah itu.
Karena dalam proses produksi dilakukan secara alami tanpa bahan pengawet, Udin mengatakan bandeng bikinannya ini hanya mampu bertahan dua hari saja. Meski disimpan di lemari es.
“Produk kami benar-benar tidak menggunakan pengawet, jadi tidak bisa bertahan lama. Tapi kita juga menyediakan dalam kemasan frozen untuk konsumsi jangka panjang. Karena mampu bertahan hingga setahun,” kata Udin.
Saat ini, Udin mematok harga per kotak Bandeng Mentari produksinya seharga Rp 35.000. Sedangkan untuk olahan pepes, sapit, otak otak, bandeng cabut duri dipatok mulai harga Rp 10.000. Kisaran harga bergantung ukuran bandengnya juga. Dari sekian banyak varian, kata dia yang paling laris manis adalah otak-otak.
Jadi Binaan Semen Indonesia
Usaha Bandeng Mentari yang dikelola oleh Udin ini bergabung dalam UKM binaan Semen Indonesua sejak lima tahun yang lalu. Menurutnya dengan menjadi UKM binaan Semen Indonesia, banyak mendatangkan keuntungan bagi usahanya. Terlebih soal promosi produk. Produk Bandeng Mentari kini sudah sampai di seluruh Jawa Timur.
“Meski menggunakan sistem pinjaman tapi ini sangat membantu UKM. Sebab selain memberi pinjaman tapi mereka juga memberikan pelatihan, juga memfasilitasi untuk pameran. Sehingga, promosi produk usaha menjadi lebih mudah,” ujar Udin.
Ini berbeda dengan saat ia belum bergabung dengan UKM binaan Semen Indonesia. Saat itu, Udin merasa kesulitan untuk mengembangkan pasar. Dia hanya mampu menjangkau wilayah Gresik saja. Di luar itu, terasa sulit. Namun kini kondisinya sudah berbalik setelah menjadi UKM binaan Semen Indonesia. Produknya sudah bisa menjangkau seluruh wilayah di Jawa Timur. (hrs)