Bandara Soekarno-Hatta Diproyeksi Tampung 100 Juta Penumpang
Komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur kian terlihat. Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang jadi pintu masuk wisatawan mancanegara ke Indonesia makin dilengkapi fasiltasnya. Yaitu penambahan runway atau landasan pacu ketiga.
Runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta ini memiliki dimensi 3000 x 60 meter. Runway diproyeksikan mulai beroperasi tahun 2019.
“Jumlah penumpang melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta saat ini mencapai 63 juta orang setiap tahun. Tahun 2025, jumlah itu diperkirakan melonjak sampai 100 juta orang. Jika tak dipersiapkan dari sekarang, kita akan kedodoran menghadapi lonjakan penumpang pesawat ini,” ujar Presiden Jokowi.
Lonjakan penumpang, menjadi asalan utama pengembangan Bandara Soekarno hatta. Selain runway juga akan ada pembangunan Terminal 4. Terminal ini akan mulai dibangun tahun 2020. Perancangan terminal baru sedang dikerjakan. Lokasinya dibekas lapangan golf Soewarna.
“Saat ini, terdapat dua proyek yang sedang dikerjakan di Bandara Soekarno-Hatta. Selain runway, dibangun juga taxi way sepanjang 3.160 meter yang saya tinjau pagi tadi. Pembangunan landasan pacu baru itu sudah dimulai pada Maret 2018, dan akan selesai bulan Juni 2019,” ujar Jokowi.
Impact runway ketiga ini, sangat jelas. Selain bisa menambah slot penerbangan dari luar negeri yang ingin masuk ke Indonesia. Tentu akan memberi dampak dari segi ekonomi. Selain itu jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia sudah pasti meningkat pesat.
“Banyak yang antri ingin terbang ke Jakarta lewat Bandara Soekarno-Hatta. Seperti dari Timur Tengah, Asia, dan Eropa. Pembangunan landas pacu ketiga ini akan meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat menjadi 120 pesawat per jam, dari 81 pesawat per jam saat ini,” ucap Jokowi.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, menilai kehadiran runway ketiga diyakini akan mampu menambah jumlah rute dan penerbangan. Sehingga dapat lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata Indonesia.
“Bertambahnya fasilitas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, akan semakin memperkaya pergerakan pesawat yang saat ini sudah padat. Secara operasional, tentunya akan memperlancar pergerakan pesawat. Disamping itu, tentu akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian serta pariwisata Indonesia karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka,” kata Awaluddin.
Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, khususnya runway ketiga, membutuhkan investasi sekitar Rp 2 triliun. Pembangunan runway ketiga juga membutuhkan luas lahan mencapai 216 hektare.
Dari kebutuhan lahan tersebut, AP II telah memiliki tanah seluas 42,85 hektare sehingga diperlukan pembebasan tanah seluas 173,19 hektare yang dibiayai dengan dana Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 4 triliun.
Dengan perkembangan ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan semakin kompetitif. Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga telah dinobatkan sebagai bandara paling terkoneksi di Asia Pasifik dan nomor 7 di dunia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut bangga dengan pengembangan runway Bandara Soekarno Hatta. Menurutnya hal tersebut akan menambah jumlah penerbangan guna mengembangkan pariwisata. Dan diyakini bisa menjadi pintu gerbang bagi pariwisata Indonesia.
"Bandara Soetta ini harus menjadi gerbang pariwisata Indonesia, AP II selaku operator tidak boleh lelet, kalau lelet terlalu memalukan bangsa ini," ucapnya.
Arief menyatakan, Bandara Soetta sebagai gerbang pariwisata Indonesia, harus melayani para pengunjung dengan agresif. Sehingga, bisnis ini tumbuh dan investasi pun akan berdatangan. "Kita punya ratusan destinasi wisata, dan itu harus benar-benar dipromosikan," ucapnya.
Arief Yahya juga meminta agar pihak PT Angkasa Pura II terus berkembang, terutama dalam segi pengelolaan bandara guna menunjang banyaknya pengunjung yang datang. (*)