Bandara di 10 Destinasi Baru Segera Naik Kelas
Singapura: Ada yang tersisa dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Singapura selama dua hari kemarin. Saat bertemu Perdana Menteri Lee Hsien Loong maupun dengan para pengusaha dan investor di negeri jiaran tersebut, ia memamerkan sejumlah program prioritas di bidang pariwisata.
Diantaranya soal pengembangan bandaran di 10 ''Bali Baru'' atau 10 destinasi prioritas.
"Dalam waktu 10 bulan ke depan, bandara di Danau Toba, Labuan Bajo akan diubah menjadi bandara internasional. Harapannya, makin banyak wisatawan mancanegara yang datang ke indonesia," tutur Presiden Jokowi.
Penegasan Jokowi ini sejalan dengan apa yang sudah disampaikan Menhub Budi Karya Sumadi dan Menpar Arief Yahya. Selain Bandara Silangit Danau Toba dan Bandara Komodo Labuan Bajo, juga bandara H.AS. Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Belitung yang akan menjadi international airport.
Keduanya sudah pernah menyampaikan rencana itu kepada pers bersama Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Efendi dan Bupati Belitung di Pantai Tanjung Binga, Belitung 2 September 2016 lalu. Dan awal tahun 2017 sudah disimulasi CIQP-nya, Custom, Immigration, Quaratine and Port-nya.
Bahkan proyeksi Menpar Arief Yahya, semua destinasi yang masuk dalam 10 destinasi prioritas itu harus memiliki bandara internasional. "Indonesia memiliki obyek wisata yang sangat lengkap, wisata sejarah, budaya, alam, kuliner ataupun belanja. Destinasi baru terus dikembangkan termasuk 'Ten New Bali'," tegas Presiden.
Jokowi ingin Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama dan menyinergikan keunggulan yang dimiliki kedua negara di bidang pariwisata. "Singapore punya teknologi dan man made. Indonesia punya alam dan budaya, maka sinergi antar Indonesia Singapore dalam marketing akan saling menguatkan sektor pariwisata," kata Menpar Arief.
Presiden Jokowi juga menambahkan, bentuk kerjasama dalam bentuk pengembangan destinasi wisata bersama (joint destinations), kerja sama pengoperasian wisata kapal pesiar, pembangunan dermaga kapal pesiar, peningkatan investasi infrastruktur pariwisata, serta kerja sama pengembangan Meeting, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE).
Kebetulan, tahun ini adalah tahun istimewa bagi Indonesia dan Singapura. Momentumnya berbarengan dengan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura. Kerjasama pariwisata dua negara Asia Tenggara itupun diyakini bakal smooth.
"Tahun ini kita merayakan 50 tahun hubungan diplomatik kita. Singapura telah menjadi mitra utama Indonesia di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Demikian juga Indonesia untuk Singapura," tutup Jokowi.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga senada. Dia menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan positif. Hal itu yang membuat negaranya tidak ragu bekerja sama atau berinvestasi ke Indonesia.
"Kami menerima banyak turis satu sama lain. Ekonomi Indonesia juga telah tumbuh stabil dan positif. Kami memiliki kesempatan kuat untuk mengembangkan hubungan ekonomi kami, kedua pemerintah dan kedua bisnis kami telah bekerja erat sejak lama. Kali ini investasi akan berfokus pada pariwisata," ujar Lee Hsien Loong.
Dalam kesempatan itu turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Riset Tenologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya. (azh)