Bandara Banyuwangi Masuk 20 Besar Aga Khan Awards Architecture
Bandara Banyuwangi masuk jajaran 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik dalam ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) tahun 2022. Bandara berkonsep “Green Airport" ini bersaing dengan 20 karya arsitektur lain dari 16 negara.
Menjadi 20 nominator, Bandara Banyuwangi menyisihkan 463 proyek arsitektur lain dari seluruh dunia. Dua puluh nominator ini secara resmi dirilis dalam situs resmi AKAA.
"Ini sebuah kebanggaan. Bandara Banyuwangi masuk nominasi kompetisi arsitektur kelas dunia, bersanding dengan puluhan karya arsitektur lain dari berbagai negara,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Rabu, 8 Juni 2022.
AKAA merupakan penghargaan tertua di bidang arsitektur yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Karya yang masuk dalam nominasi tidak hanya memperlihatkan keunggulan arsitektur, namun juga merespons aspirasi budaya, mendukung konservasi, dan peningkatan kualitas lingkungan. Penghargaan ini juga mengapresiasi klien, perajin ahli, dan semua pihak yang memiliki peran penting dalam realisasi proyek.
Ajang penghargaan AKAA didirikan Aga Khan pada tahun 1977 untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi konsep arsitektur yang berhasil mewadahi keperluan dan aspirasi masyarakat. Sejak diluncurkan 45 tahun lalu, tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek telah didokumentasikan.
Dari 20 karya arsitektur yang masuk nominasi di antaranya, Wafra Wind Tower dari Kuwait, Tulkarm Courthouse dari Palestina, Flying Saucer Rehabilitation dari Uni Emirat Arab, Le Jardin d’Afrique dari Tunisia, termasuk Bandara Banyuwangi yang mewakili Indonesia.
Bandara Banyuwangi dibangun dengan kolaborasi bersama arsitek Andra Matin. Bandara pertama di Banyuwangi ini menarik perhatian dunia bukan hanya karena desainnya yang mengadopsi bentuk ikat kepala Suku asli Banyuwangi, Osing. Namun juga bangunannya yang berkonsep hijau dan ramah lingkungan (Green Building).
Atap terminal ditanami tanaman, konservasi air dan sunroof yang menjadi sumber cahaya alami di siang hari. Atap bangunannya juga menunjukkan pembagian yang jelas antara terminal keberangkatan dan kedatangan. Bandara ini menjadi bandara hijau pertama di Indonesia.
“Tidak hanya dari sisi arsitektur, keberadaan Bandara Banyuwangi juga mampu menggerakkan perekonomian lokal untuk mengentaskan kemiskinan dengan semakin mudahnya akses ke Banyuwangi,” jelas Ipuk.
Tim juri AKAA 2022 akan berkunjung dan melakukan penilaian untuk menetapkan pemenang yang berhak mendapatkan hadiah senilai 1 juta dolar AS. Award terbesar di bidang arsitektur.
Untuk memenuhi syarat dipertimbangkan dalam penghargaan AKAA tahun 2022, proyek arsitektur harus diselesaikan antara 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021, dan telah digunakan minimal selama satu tahun.
Advertisement