Bandara Banyuwangi Makin Mumpuni, Penumpang Tembus 1.000 Orang Per Hari
Aksesibilitas udara Kabupaten Banyuwangi semakin mumpuni. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penumpang. Bandara Banyuwangi melayani 1.000 orang per hari pada mudik libur Lebaran tahun ini. Atau naik 100 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
"Peningkatan signifikan terlihat jelas, Selasa (12/6). Jumlah penumpang tercatat menyentuh angka 1.200 orang dalam sehari. Padahal belum masuk masa puncak mudik yang diperkirakan terjadi pada H-3 hingga H+3," kata Executive General Manager Bandara Banyuwangi Anton Marthalius, Rabu (13/6).
Anton menambahkan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk melayani penumpang di musim mudik Lebaran 2018. Mulai general checkup, pembuatan posko mudik, hingga sinergi dengan pihak terkait.
"Sebelumnya kami memang sudah melakukan estimasi moderat, (jumlah penumpang diperkirakan) sekitar 800 orang. Kemarin tanggal 9 (Juni), penumpang kita sudah 1.200 orang per hari," kata Anton.
Dengan torehan tersebut diperkirakan Bandara Banyuwangi akan melayani 18 ribu pada libur Lebaran tahun ini. Padahal bandara tersebut baru saja diresmikan pada tahun 2010.
Torehan positif tidak hanya dibukukan oleh peningkatan jumlah penumpang. Jumlah aktivitas pesawat di Bandara Banyuwangi juga terkatrol naik. Pergerakan pesawat di bandara ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Pada 2017 Bandara Banyuwangi hanya melayani 8 pergerakan pesawat. Yang terdiri dari 4 pergerakan take off dan 4 pergerakan landing. Sedangkan pada tahun ini ada total 16 pergerakan pesawat, 8 pergerakan take off dan 8 landing.
"Jumlah itu sudah termasuk rute Surabaya-Banyuwangi dan Jakarta-Banyuwangi. Jadi sekarang kita ada 16 pergerakan pesawat. Kalau dibandingkan tahun 2017, hanya 8 pergerakan pesawat, jadi tahun ini kita doubel," tutur Anton.
Sementara Dirut PT Angkasa Pura II M Awaluddin, memprediksi Bandara Banyuwangi akan melayani 1.500 orang perhari pada puncak arus mudik tahun ini.
Mendengar hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya makin sumringah. Apalagi saat ini bandara hijau pertama di Indonesia tersebut dipersiapkan menjadi bandara penyangga gelaran Annual Meeting IMF-World Bank di Bali.
Menpar makin yakin, Banyuwangi sudah siap menjadi destinasi berstandar internasional dengan dukungan dari aksesibilitas yang mumpuni.
"Banyuwangi memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat menjadi destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah. Nah kesiapan menangani lonjakan penumpang pada libur Lebaran ini adalah buktinya. Bandara Banyuwangi kini sudah siap untuk membuka penerbangan internasional," katanya.
Menpar juga mengatakan kesiapan ini juga merupakan bukti komitmen kuat dari seluruh stakeholder. Rumusnya 3S. Ada solid, speed, dan smart. Untuk mencapainya dibutuhkan kekompakan semua elemen.
Speed dibutuhkan untuk memenangkan persaingan ke depan. Sebab, kecepatan akan kalahkan pergerakan lambat. Lalu, smart berbasis digital.
“Konsep 3S ini harus dilakukan secara menyeluruh. Semua stakeholder harus solid, kompak, bersatu, dan bersemangat untuk maju. Untuk itu, perlu dilakukan percepatan agar Banyuwangi mendunia dan ini ditopang aspek digital. Digital penting agar semakin personal, profesional, dan global,” tutupnya. (*)