Yuk... Vote Skytrax World Airport Awards 2018
Pelayanan penumpang dan wisatawan di tujuh bandara di tahun 2018 bakal makin on the track. Pasalnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan segera memberikan hak pengelolaan di tujuh Bandara Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara kepada Angkasa Pura II (AP II).
Keputusan ini berdasarkan atas hasil rapat koordinasi Menteri Perhubungan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 15 Januari 2018 lalu terkait dengan Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Aset Bandara UPBU NON BLU dan Kerja Sama Operasi (KSO) Aset UPBU BLU.
“Kita harap bandara yang diserahkan bisa berkembang baik. Pelayanan kepada penumpang dan wisatawan makin meningkat. Selain itu, dana pengembangan bandara yang selama ini berasal dari APBN dapat disalurkan ke sektor yang lebih membutuhkan seperti bandara-bandara terdalam, terluar, terpencil, angkutan perintis, dan sebagainya,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Skema pengelolaan pun dibuat untuk mempermudah pengelolaan tujuh bandara tersebut. Adapun tujuh Bandara UPBU yang akan dikerjasamakan terdiri dari tiga Bandara dengan pola Kerjasama Pemanfaatan (KSP) dan empat Bandara dengan pola Kerjasama Operasi (KSO).
Tiga Bandara KSP yakni, Bandar Udara Maimun Saleh - Sabang, Bandar Udara F.L Tobing - Sibolga, dan Bandar Udara Tjilik Riwut – Palangkaraya. Sedangkan empat Bandara KSO adalah Bandar Udara Fatmawati – Bengkulu, Bandar Udara Radin Inten II –Lampung, Bandar Udara HAS Hanandjoeddin – Belitung, dan Bandar Udara Sentani – Jayapura.
Pengembangan dan pelayanan Bandara oleh AP II semakin membuktikan bahwa Bandara di Indonesia sudah berkelas dunia. Tidak terkecuali bandara yang sangat membanggakan, Bandara Soekarno Hatta. Bandara sebagai salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara itu berpeluang masuk di posisi 30 dunia.
Masyarakat Indonesia pun bisa mewujudkan hal tersebut dengan cara ikutan e-voting dari Skytrax World Airport Awards 2018. ” Ini usaha kami untuk memberikan pelayanan dan terus menjadikan bandara di Indonesia berkelas internasional. Salah satunya juga dengan cara membantu Vote Bandara Soekarno Hatta, maka Bandara kita semakin dikenal dunia. Gampang caranya, berikan suara Anda untuk CGK di link http://bit.ly/voteCGK, “ ajak Awaluddin.
Awal – sapaan akrab Awalluddin sudah menyiapkan panduannya. Syaratnya gampang. Satu email, satu suara, satu IP Address, satu device, atau satu computer atau HP satu suara. Dan semua hanya boleh digunakan untuk mengikuti voting satu kali. Mengenai cara partisipasi voting bisa dilakukan dengan mencantumkan nama bandara pada link http://bit.ly/voteCGK. Pilih kanal The Best Airport, kemudian ketik Jakarta Int Airport di kolom Airport Terbaik beserta alasannya.
Selanjutnya, berikan penilaian di masing-masing kriteria. Penilaiannya menggunakan jumlah bintang dengan skala 1 sampai 5. Satu bintang menandakan buruk, sementara 5 bintang menandakan penilaian yang sangat bagus.Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga memuji berkembangnya bandara-bandara di Indonesia. Kata Menpar, mimpi besar untuk menjadi Bandara berkelas dunia diyakini sangat mungkin bisa diraih. Tampilan Bandara Soekarno Hatta sudah cantik. Eksterior dan interiornya sudah menarik. Bahkan unsur best excellent services juga sudah dipenuhi oleh Bandara Soetta. Kesan yang terasa saat berada di dalamnya, Soekarno Hatta adalah bandara yang menghibur, menyenangkan, dan dibangun dengan standard world class. ” Ini sangat tepat untuk menyambut wisatawan mancanegara,”kata Menpar.
Kembali lagi ke pengelolaan 7 Bandara baru. Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menambahkan bahwa Ditjen Perhubungan Udara sudah mempersiapkan bandara-bandara yang akan dikerjasamakan baik dari sisi udara maupun dari sisi darat sesuai aturan penerbangan yang berlaku. Sehingga nantinya AP II tidak mengalami kesulitan untuk pengelolaannya.
“Kami telah menugaskan Direktorat Bandar Udara dan Direktorat Keamanan Penerbangan untuk mempersiapkan dan mendukung agar bandara tersebut siap untuk dikerjasamakan dan dapat memberi manfaat yang lebih baik kepada semua pihak secara berkelanjutan,” katanya.
Agus menjelasakan kerja sama KSO dan KSP ini mengacu kepada UU Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan terutama pasal 232 tentang Kegiatan Pengusahaan di Bandar Udara. Kerja sama KSP untuk mendapatkan revenue stream jasa kebandarudaraan (aero) dan Jasa Terkait Bandar Udara (non aero).
“Jasa Kebandarudaraan meliputi pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan Pesawat Udara; Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara; Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara; Jasa Penyediaan tempat pelaporan keberangkatan (Check-in Counter); dan Pelayanan garbarata,” katanya.
Menpar Arief Yahya pun mengapresiasi penyerahan hak pengelolaan ke tujuh bandara tersebut. Pasalnya dengan penyerahan tersebut bisa dipastikan pelayanan penumpang dan wisatawan akan semakin baik. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk berwisata ke Indonesia.
“Dengan peningkatan kualitas pelayanan bandara, maka bisa dipastikan wisatawan akan semakin happy. Pemilihan AP II sudah sangat tepat, AP II adalah otoritas yang professional dalam meningkatkan pelayanan bandara. Kepercayaan wisatawan untuk menggunakan akses udara semakin meningkat,” katanya.(*)
Advertisement