Bamsoet Sebut China Besar Karena Punya RPJP Seperti Era Soeharto
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan, salah satu kekuatan Tiongkok bisa menjadi negara besar dunia tidak lain karena memiliki rencana jangka pembangunan panjang.
Seperti yang dituturkan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, H.E Mr. Lu Kang, bahwa pada periode tahun 1970an/1980an saja, Tiongkok telah memiliki rencana pembangunan hingga tahun 2050, yakni pada saat usia kemerdekaan Tiongkok memasuki usia ke-100 tahun.
Sasaran pembangunannya terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama mewujudkan masyarakat Tiongkok yang sejahtera. Tahap kedua, Tiongkok menjadi negara maju. Dan tahap ketiga Tiongkok menjadi negara modern.
"Tiga tahap tersebut memakan waktu 100 tahun dari mulai kemerdekaan Tiongkok pada 1 Oktober 1949 hingga perayaan ulang tahun ke-100 pada 1 Oktober 2050," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia H.E Mr. Lu Kang, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Senin 28 Maret 2022.
Kata Bamsoet dalam fifth plenary session of the 19th CPC Central Committee yang ditutup pada 29 Oktober 2020, Tiongkok juga merumuskan Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) serta Tujuan Jangka Panjang 15 tahun pada 2035. Salah satu tujuan yang akan dicapai pada tahun 2035 tersebut adalah Tiongkok menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan militer terbesar di dunia.
Pola pembangunan Tiongkok tersebut yang memiliki rencana pembangunan 100 tahun, 15 tahun, serta lima tahun, tidak ubahnya seperti Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
Namun, pola tersebut justru dihapuskan pada saat Indonesia memasuki reformasi. Akibatnya, kini kita seperti kehilangan arah pembangunan. Karena itu, tidak salah jika kita belajar dari keberhasilan Tiongkok dengan kembali memiliki rencana pembangunan yang terstruktur, sistematis, dan masif.
Atas dasar itulah MPR RI kini sedang menyiapkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) sebagai bintang/pedoman penunjuk arah pembangunan bangsa.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar menerangkan, konsistensi Tiongkok dalam merencanakan dan mewujudkan program pembangunannya juga terlihat dari keberhasilannya di masa lampau dalam membangun Great Wall of China sepanjang 21 kilometer yang dibangun selama lebih kurang 1.800 tahun. Melampaui begitu banyak dinasti pemerintahan.
"Adanya perencanaan pembangunan jangka panjang tersebut menjadikan Tiongkok yang dahulu dikenal dengan negara yang miskin dan kelaparan, berubah menjadi negara maju yang spektakuler. Tidak heran jika di tahun 2021 lalu, GDP-nya tercatat mencapai USD 17,7 triliun, GDP per kapita mencapai USD 12,551, pertumbuhan ekonomi mencapai 8,1 persen, dengan cadangan devisa mencapai USD 3,25 triliun," ujar Bamsoet.
Advertisement