'Bambookoe', Kerajinan Bambu Bernilai Jual Karya Mahasiswa Ubaya
Dua mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yaitu, Arby Maulana dan Prasetya Marani Kartajaya menciptakan kerajinan lampu hias dan tempat alat tulis berbahan bambu ukiran yang memiliki nilai jual. Mereka menamakan hasil karyanya itu dengan nama 'Bambookoe'.
Dari karya ini, kedua mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Ubaya ini meraih predikat 'The Best Trend Implementation Design' dalam menciptakan karya dari batang bambu pada ajang kompetisi Design Camp #1.
"Kompetisi ini adalah rangkaian acara Gelar Desain bertajuk 'Bamboo Experience for Creative Millennials' yang diselenggarakan Asosiasi Desain Produk Indonesia (ADPI) di UKDW, Yogyakarta," ujar Arby Maulana, Jumat, 24 Mei 2019 di Gazebo Psikologi, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya.
Arby sapaan akrabnya mengatakan, desain ukiran produk lampu tidur karyanya terinspirasi dari icon-icon kota Surabaya seperti, Sura dan Baya, bambu runcing, anyaman bambu dan kobaran api.
Selain untuk hiasan lampu tidur, kerajinan miliknya ada yang berfungsi untuk meletakkan alat tulis. Motifnya pun beragam, selain motif bambu runcing, juga ada motif kobaran api yang melambangkan semangat arek-arek Suroboyo, serta anyaman bambu murni.
"Untuk produk stationary terdiri dari beberapa tempat yang dapat digunakan untuk menyimpan peralatan kantor atau alat tulis, jam tangan, kacamata, dan masih banyak yang lainnya," tambah Arby.
Sementara, Prasetiya menjelaskan untuk proses perencanaan produk sendiri, kurang lebih membutuhkan waktu dua minggu untuk persiapan. Ia juga berencana, ke depannya akan membuat produk bambu yang bermanfaat serta lebih unik.
"Harapannya dengan produk bambu yang kami buat, kerajinan bambu sendiri bisa lebih dikenal masyarakat luas, bahwa bambu bisa diubah menjadi produk yang unik dan terlihat mewah," kata Prasetiya.
Kepala Program Studi Desain Produk FIK Ubaya sekaligus dosen pembimbing, Wyna Herdiana juga mengaku sangat bangga dengan pencapaian kedua mahasiswanya.
"Baru kali ini aada mahasiswa yang menggunakan bambu sebagai bahan prototype produk. Karena bentuk bambu yang silinder dan kurang luwes, sehingga sulit untuk dikreasikan. Tapi, Arby dan Prasetya mampu membuktikan bahwa itu bisa," pungkas Wyna Herdiana.(pts)