Bamboo is Wonderful, Apresiasi Para Pecinta Bambu
Memperingati Hari Bambu Nasional, Perkumpulan Para Pelaku Usaha Bambu Indonesia (PERPUBI) menggelar ‘Bamboo is Wonderful’. Acara berlangsung selama 3 hari, tanggal 24-26 November 2018.
Ketua PERPUBI Yoyo Budiman mengatakan, ‘Bamboo is Wonderful’ akan diisi dengan tiga kegiatan. Yakni Pasar Kampung Bambu, Young Bamboo Challenge, dan ditutup dengan Munas I PERPUBI.
Semua kegiatan dipusatkan di Kampung Bambu Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kecintaan kami terhadap komoditas bambu. Bambu sendiri merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang memiliki rongga pada batang. Ada sekitar 1.500 jenis bambu di dunia, dimana 10 persennya tumbuh di Indonesia,” ujarnya.
Untuk detail acara, pada Pasar Kampung Bambu akan ditampilkan pertunjukan seni, permainan bambu, workshop kuliner, lomba desain cenderamata bambu, dan fashion show. Pasar Kampung Bambu dibuka sepanjang kegiatan atau berlangsung selama 3 hari.
Di sini, pengunjung akan diajak untuk lebih mengenal bambu. Terlebih, bambu bisa disulap menjadi berbagai barang unik dan menarik, sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomis. Ditangan para perajin, sebatang bambu bisa diolah menjadi bermacam produk. Mulai dari alat musik, material rumah, peralatan dapur, mainan anak, dan lain-lain.
"Nanti juga akan ada pameran arsitektur dan produk kreatif dari Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Institut Seni Budaya Bandung (ISBI), dan Universitas Pajajaran (UNPAD)," bebernya.
Sementara pada Young Bamboo Challenge, akan digelar perkemahan yang diisi pula dengan sosialisasi bambu dan usaha pengembangannya. Peserta juga akan mengikuti lomba kletangkasan, lomba lintas alam, dan penanaman bibit bambu.
“Terkait Munas PERPUBI yang pertama, kita akan sekaligus memilih ketua definitif. Diharapkan, nantinya kepengurusan PERPUBI bisa lebih baik," jelasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi keberadaan PERPUBI, dimana anggotanya merupakan para pelaku usaha bambu. Mereka bahkan menaungi lima bidang sekaligus, yaitu informasi, edukasi, promosi, standaridasi, dan advokasi.
“Industri kreatif sebenarnya tak bisa dipisahkan dengan sektor pariwisata. Sebab, wisatawan umumnya akan berburu cinderamata untuk kenang-kenangan atau oleh-oleh bagi kerabat atau sahabat,” ucapnya.
Di sisi lain, Arief menyebut ada tiga isu kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam mendukung sektor pariwisata. Yaitu kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas, kebutuhan pembiayaan usaha homestay, dan kebutuhan pembiayaan UMK Pariwisata.
“Untuk homestay membutuhkan investasi Rp2 triliun dan UMK Pariwisata Rp25 triliun. Tahun ini jumlah pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata sebanyak 6,7 juta pelaku usaha,” tandasnya. (*)