Pesan Mantan: Pilih Calon Walikota yang Tak Kejar Mimpi Pribadi
Jelang pemilihan Walikota Surabaya di Desember 2020 mendatang, mantan Walikota Surabaya periode periode 2003-2010, Bambang DH wanti-wanti warga Surabaya agar tak salah pilih. Menurut dia, pilihlah calon walikota yang dianggap mampu menjadikan Surabaya lebih baik lagi.
Kata Bambang, pemimpin Kota Pahlawan ke depan harus bisa memaksimalkan kewenangan, tugas dan tanggung jawabnya. Sosok itu juga harus menjadi orang yang dicintai warga. Sebab, dengan begitu warga akan mendukung apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
"Jadi, memang setiap pemimpin itu bukan hanya membangun tapi juga harus memahami wilayah dan orang yang dipimpin. Ia juga harus menjadi sosok yang dicintai,” kata Bambang DH, Minggu 2 Agustus 2020.
Sebaliknya, Walikota Surabaya ke depan, kata Bambang tidak perlu melakukan pencitraan untuk popularitas pribadi. Menurutnya, daripada melakukan pencitraan untuk popularitas pribadi, Walikota Surabaya ke depan lebih baik menggali lebih dalam potensi wilayahnya. Kemudian, mewujudkan keinginan masyarakat tersebut.
"Jangan sampai si pemimpin ini malah nggak tahu potensi wilayahnya. Jangan-jangan mimpi rakyatnya saja nggak tahu. Warga ingin kotanya seperti apa, dia tak tahu. Walikota bukan mewujudkan mimpi pribadinya, namun mimpi kolektif warganya," tegasnya.
Untuk mengetahui mimpi warga itu menurut Bambang bisa dilakukan dengan berbagai hal. Misalnya dengan komunikasi langsung dengan warga, tanpa harus membawa wartawan. Hal ini karena warga Surabaya dinilai dapat menerima masukan dengan baik tanpa perlu dimarahi atau bahkan dibentak.
BDH lantas menganalogikan seperti proses belajar mengajar matematika di sekolah. Sebagai seorang guru yang mengajar siswanya, guru perlu memberikan motivasi kepada murid agar semakin mencintai pelajaran yang sedang diajarkan.
"Jadi mestinya kita masuk kelas kita lebih banyak memotivasi, supaya murid itu ada keberanian berekspresi. Jangan kita datang mereka malah takut. Kalau bisa, warga itu mengutarakan keinginannya ke walikota. Komunikasi harus dua arah, bukan hanya satu arah,” katanya.