Jumlah Balita Stunting di 14 Kecamatan di Jember Meningkat
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Jember berhasil menekan angka stunting pada tahun 2024. Berdasarkan data renstra Dinas Kesehatan Jember jumlah balita stunting di Jember hingga bulan November 2024 sebesar 11,4 persen.
Tercatat ada 16 kecamatan di Kabupaten Jember dengan status terjadi penurunan jumlah balita stunting, 14 mengalami kenaikkan, dan satu kecamatan tetap.
Ketua TPPS Jember KH Balya Firjaun Barlaman mengatakan berbagai upaya dilakukan Pemkab Jember dilakukan untuk menekan jumlah balita stunting. Salah satunya melakukan intervensi serentak di 31 kecamatan. Hingga bulan November 2024 intervensi serentak yang dilakukan TPPS Jember mencapai 90 persen.
Termasuk mengawal kebijakan pengetatan dispensasi menikah (diska). Kebijakan tersebut telah mempu menekan angka pernikahan anak pada tahun 2024 sebesar 60 persen.
Selain itu, TPPS Jember juga gencar menyalurkan pemberian makan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil. Tak cukup sampai di situ, TPPS di tingkat kecamatan juga berupaya memantau program kehamilan bagi setiap pasangan yang baru menikah. Sebab, upaya menekan stunting memang harus dilakukan mulai dari perencanaan kehamilan hingga melahirkan.
TPPS Jember juga gencar mengajak balita datang ke posyandu agar melakukan penimbangan rutin. Data timbang bayi di Kabupaten Jember hingga November 2024 tercatat sebesar 90 persen dari total jumlah balita yang ada di Jember.
Berdasarkan data timbang tersebut diketahui, jumlah bayi stunting di Kabupaten Jember sebesar 11,4 persen dari total balita sebanyak 156 ribu.
Capaian tersebut telah berhasil melebih target pada tahun 2024. Pemkab Jember menargetkan jumlah balita stunting pada tahun 2024 di bawah 14 persen. Sedangkan berdasarkan survei SKI pada tahun 2023, stunting di Jember sebanyak 29,7 persen.
Kendati mengalami penurunan yang cukup siginifikan, namun hal itu tidak terjadi di seluruh kecamatan. Namu, sebagian kecamatan justru mengalami peningkatan jumlah balita stuting.
TPPS Jember mencatat ada 14 kecamatan dengan status terjadi kenaikan jumlah balita stunting, 16 kecamatan mengalami penurunan, dan satu kecamatan tetap, yakni Kecamatan Patrang.
14 kecamatan dengan status terjadi kenaikan jumlah balita stunting di antaranya Mayang ( 130 menjadi 322), Ajung (407 menjadi 592), Sumberjambe (588 menjadi 673). Kemudian Jelbuk (342 menjadi 386), Rambipuji (699 menjadi 730), Umbulsari (286 menjadi 303), Arjasa (314 menjadi 331), Sumberbaru (131 menjadi 140), Pakusari (220 menjadi 229), Semboro (50 menjadi 56).
Selanjutnya Kecamatan Tanggul (417 menjadi 423), Ambulu (108 menjadi 111), Umbulsari (344 menjadi 397), dan Jombang (101 menjadi 204).
Terjadinya peningkatan jumlah balita stunting di 14 kecamatan tidak terlepas dari faktor pola hidup, kemiskinan, dan budaya. "Ada berbagai faktor yang memengaruhi peningkatan jumlah balita stunting, di antaranya pola hidup, budaya, dan kemiskinan. Faktor lain juga karena kondisi geografis sehingga kesadaran mereka rendah,” katanya, Kamis, 19 Desember 2024.
Lebih jauh Gus Firjaun mengatakan sebagai bentu apresiasi terhadap pihak-pihak yang turut andil dalam menurunkan stunting, TPPS Jember memberikan penghargaan. Penghargaan tersebut diberikan kepada sejumlah instansi pemerintah di tingkat kelurahan dan desa, organisasi masyarakat, perusahaan, dan unsur media. Termasuk organisasi profesi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember.
"Sinergi pentahelix diperlukan dalam upaya penanganan stunting di Jember. Karena upaya menurunkan angka stunting tidak mudah," pungkasnya.