Balita Hilang di Blitar, Diduga Terseret Arus Saluran Irigasi
Anak usia 3,5 tahun dikabarkan hilang saat bermain di halaman rumah. Belum diketahui dugaan hilangnya bocah lelaki yang bernama Ahmad Rifai Muhajir, warga Desa Manyar Sidorukun, Gresik.
Putra kedua pasangan Kasturi dan Eka ini hilang pada Rabu, 3 Februri 2021 pukul 16.00 WIB di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Blitar.
Menurut Dwi Mulyowati, pemilik rumah yang sekaligus tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan siang itu korban bersama kedua orang tuanya yakni Kasturi dan Eka sedang berkunjung ke rumahnya.
"Sekitar pukul 14.00 dua anak Kasturi ini bermain di jalan depan rumah. Tidak lama hujan pun turun. Kedua anak itu saya suruh masuk rumah, soalnya takut sakit karena kehujanan," kata Dwi, Kamis, 4 Februrari 2021.
Namun, kedua anak itu tidak segera masuk, malah bermain air hujan yang sore itu turun semakin deras. Sekitar pukul 16.00 WIB, korban diketahui masih bermain di depan rumah bersama kakaknya. Sedangkan kedua orang tua mereka berbincang dengan tuan rumah di ruang tamu.
Di depan rumah Dwi Mulyowati ada sebuah saluran irigasi atau parit. Lebarnya sekitar 70 cm dengan kedalaman sekitar satu meter. Saat kejadian, kondisi hujan sangat deras sehingga debit air di saluran parit tersebut meluap.
"Keterangan orang tua korban, sang kakak hanya dua menit meninggalkan adiknya. Dia masuk rumah karena minta mandi. Namun ketika balik keluar, adiknya sudah tidak ada di tempat semula," kata Kapolsek Gandusari AKP Tri Wahyudi saat dikonfirmasi, Kamis, 4 Februari 2021.
Mengetahui anak balitanya tidak ada, orang tua dan tuan rumah kemudian mencari di sekeliling rumah. Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu, juga ikut membantu mencari keberadaan si balita. Namun hasilnya nihil. Sampai menjelang Magrib, korban juga belum ditemukan.
Mereka kemudian melaporkannya ke Mapolsek Gandusari. Pukul 18.00 WIB, petugas dari Polsek Gandusari mendatangi TKP. Bersama relawan dan petugas BPBD, mereka menyisir di sekitar lokasi saluran irigasi.
"Berdasarkan keterangan para saksi, diduga kuat korban hilang terseret arus air di parit saluran irigasi depan rumah. Karena saat itu kondisi arus deras volume debit air penuh karena hujan deras," ujar Tri.
Saluran irigasi di depan rumah Dwi Mulyowati ini mengalir menuju ke Sungai Parang dengan lebar sungai 5 meter kedalaman 2 meter. Aliran sungai ini kemudian menyambung ke Sungai Lekso yang menuju ke Kecamatan Wlingi.
Pukul 21.00 WIB, proses pencarian dihentikan karena cuaca hujan deras dan tidak cukupnya sarana penerangan. Mulai pukul 07.00 WIB, BPBD Kabupaten Blitar bersama tim gabungan kembali memulai pencarian.
Petugas BPBD Kabupaten Blitar, Lukman mengatakan pagi ini dibentuk lima Search and Rescue (SRU). Mereka melakukan pencarian balita yang hilang tersebut di sepanjang aliran sungai dan menyisir di sepanjang sungai, baik yang mengarah ke selatan maupun barat dari lokasi kejadian. Tim dibagi dalam lima SRU.
SRU pertama menyusuri sungai dengan perahu. SRU kedua, terdiri 10 orang mencari dari lokasi sampai tempat bertemunya aliran sungai besar atau tempuran. SRU ketiga, dari tempuran sampai Baderan di Slumbung ada dua orang. SRU empat, dari Baderan sampai Derman di Tegalasri sebanyak 11 orang
"Dan SRU lima, dari Derman sampai Tejo di Ngadirenggo. Semoga cuaca mendukung dan korban segera ditemukan," kata Tri.
Hingga berita ini ditulis, balita tersebut belum ditemukan. Malah terdengar kasak kusuk dari warga bahwa anak Kasturi hilang dibawa oleh makhluk ghaib.
Sumadi, warga setempat saat dikonfirmasi ngopibareng.id mengatakan warga sekitar sering melihat ada penampakan orang tua yang sering melambaikan tangan kepada siapapun yang melihatnya.
"Di sini itu sering ada penampakan orang tua melambai-lambaikan tangan. Banyak yang sudah melihat dengan kasat mata ada orang tua usianya sekitar 70 tahun menampakkan diri di jalan raya," katanya.