Balita Hanyut di Selokan Wiyung Surabaya, Pencarian Hari Ke-3 Pakai Sonar Bawah Air
Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian balita laki-laki 3,5 tahun yang hanyut di selokan saat bermain hujan, di Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, pada Kamis 26 Desember 2024 hari ini. Tragedi itu terjadi pada Selasa 24 Desember 2024. Tim menggunakan sonar bawah air untuk mendeteksi tubuh korban.
Sonar Bawah Air
Kasi Operasional Basarnas Kantor SAR Surabaya Didit Arie Ristandy menyebut alat itu bernama Aquaeye. Fungsinya pemindai bawah air canggih menggunakan teknologi ultrasonik dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi tubuh manusia di bawah air. "Jadi alat itu untuk saat ini kami gunakan," kata Didit kepada media, Kamis 26 Desember 2024.
Cara bekerjanya, alat Aquaeye di wilayah tersebut menunjukkan tanda X dan O pada layar jika mendeteksi benda keras di bawah air. Tanda X jika benda itu bukan manusia, dan O jika benda itu adalah jasad. Namun sepanjang digunakan pada Kamis, belum ada laporaan yang menghasilkan tanda O. “Dalam pencarian tadi laporannya X semua," katanya.
Menurutnya, alat tersebut digunakan untuk mencari tubuh korban di sungai wilayah sekitar SMPN 34 Surabaya, memasuki hari pencarian ketiga Kamis hari ini. Meski belum membawa hasil, timnya akan kembali menggunakan sonar pada Jumat besok.
Basarnas Kantor SAR Surabaya hanya memiliki satu sonar. Sehingga alat ini digunakan di satu lokasi dari dua lokasi target secara bergantian. "Jadi posisinya kami ada dua lokasi pencarian. Pencarian di Surabaya sama di Mojokerto. Waktu hari kedua pencarian di Surabaya kemarin sempat dipakai di Mojokerto, jadi bergantian," katanya.
Kronologi Bocah Tenggelam
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang balita hanyut di selokan yang terbuka ketika bermain hujan pada Selasa, 24 Desember 2024. Video tragedi tersebut viral di media sosial. Tampak korban bersama beberapa temannya bermain di bawah hujan deras dan selokan yang mengalir deras. Kondisi jalanan yang banjir menyebabkan sulit membedakan antara selokan dan jalan di sampingnya. Bocah tersebut tampak terperosok ke dalam selokan dan hanyut seketika.
Orang tua asuh korban Wibi Harianto, 50 tahun, menyebut selokan itu memiliki kedalaman sekitar 50 cm. Ia Bersama warga dan petugas melakukan pencarian sejak peristiwa itu terjadi. Sedangkan orang tua korban sedang bekerja di Malaysia.
Advertisement